dc.description.abstract | Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai adanya gangguan fungsional tubuh yang menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah melampaui batas normal. Data International Diabetes Federation menyebutkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 415 juta penduduk dunia yang menderita diabetes, hampir 10 juta penderitanya adalah penduduk dari Indonesia. Jumlah prevalensi diabetes ini diperkirakan akan terus meningkat tiap tahunnya sehingga membutuhkan penanganan yang cepat dan efektif. Salah satu strategi penting untuk mengobati DM adalah melalui penghambatan enzim α-glukosidase. Akarbose merupakan suatu oligosakarida yang secara reversibel dapat menghambat enzim α-glukosidase sehingga pembentukan glukosa menjadi terhambat. Penggunaan akarbose dalam jangka panjang dapat memberikan efek samping yang tidak diinginkan sehingga dilakukan pencarian alternatif terapi DM menggunakan herbal, khususnya melalui mekanisme penghambatan enzim α-glukosidase. Pemanfaatan ekstrak teh sebagai terapi pengobatan telah banyak berkembang dan semakin luas, salah satunya adalah sebagai terapi pengobatan diabetes melitus. Tujuan penelitian untuk menentukan aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase ekstrak teh hitam dan teh hijau dan menentukan perbedaan aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase antara ekstrak teh hitam dan teh hijau
Jenis penelitian ini adalah experimental laboratories yang dilakukukan di Laboratorium Biomedik dan Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Jember. Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu ekstraksi simplisia kering teh hitam dan teh hijau (dari PTPN XII Jember) dengan metode infusa, uji pendahuluan reaksi enzimatis dan uji aktivitas inhibisi α-glukosidase (dari Saccharomyces cerevisiae) menggunakan ELISA reader. Uji aktivitas ini
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Parameter penghambatan enzim α-glukosidase ditetapkan dengan menggunakan nilai IC50, yaitu konsentrasi yang dapat menghambat 50% aktivitas α-glukosidase dalam kondisi pengujian.
Hasil uji aktivitas inhibisi α-glukosidase oleh ekstrak teh hitam dan teh hijau memiliki nilai IC50 masing-masing adalah 54,86 ± 1,19 μg/mL dan 44,79 ± 1,64 μg/mL. Sedangkan nilai IC50 akarbose sebagai kontrol positif adalah 7.111,11 ± 82,28 μg/mL. Semakin kecil nilai IC50, maka aktivitas inhibisi α-glukosidase semakin besar. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan T-test menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam penghambatan enzim α-glukosidase antara teh hitam dengan teh hijau (p = 0,002). Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh hijau memiliki kemampuan penghambatan enzim α-glukosidase (dari Saccharomyces cerevisiae) yang lebih baik dibandingkan dengan teh hitam dan akarbose. | en_US |