PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMK BERBASIS MULTIREPRESENTASI
Abstract
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kelayakan isi modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirepresentasi, (2) mendeskripsikan kelayakan bahasa modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirepresentasi, (3) mendeskripsikan kelayakan penyajian modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirepresentasi, dan (4) mendeskripsikan kegrafikaan modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirepresentasi.
Penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian pengembangan pendidikan yaitu berupa pengembangan modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirepresentasi. Lokasi uji coba skala kecil pengembanagn modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirepresentasi adalah di SMK Muhammadiyah Lumajang. Modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas X SMK, dimana konsep-konsep fisika yang umumnya bersifat abstrak dituangkan dalam bentuk multirepresentasi, diantaranya adalah representasi verbal, matematis, grafik, dan gambar untuk meminilmalkan kesalahan pemahaman konsep fisika dalam diri siswa sehingga diharapkan dapat menunjang keberhasilan pembelajaran fisika. Rancangan penelitian pengembangan modul pembelajaran fisika kelas X SMK berbasis multirpresentasi ini menggunakan langkah-langkah sesuai modifikasi desain model 4-D.
Komponen penilaian modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi meliputi kelayakan isi modul, kelayakan kebahasaan, kelayakan penyajian, dan kegrafikaan modul pembelajaran. Kelayakan isi modul pembelajaran dapat dilihat dari hasil validasi berupa tanggapan dari tiga orang dosen pasca sarjana pendidikan IPA konsentrasi fisika terhadap isi modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi ini. Selain itu, kelayakan isi modul pembelajaran fisika berbasis multuirepresentasi juga dinilai melalui data peningkatan hasil tes multirpresentasi siswa. Peningkatan hasil tes multirpresentasi siswa di analisis menggunakan rumus N-gain. Analisis kelayakan kebahasaan modul dapat dilihat dari hasil validasi berupa tanggapan dari tiga orang dosen pasca sarjana pendidikan IPA konsentrasi fisika terhadap bahasa yang digunakan dalam modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi ini. Selain melalui validasi ahli, kelayakan kebahasaan modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi dapat dilihat dari aspek keterbacaannya. Untuk menguji aspek keterbacaan modul pembelajaran dapat dilakukan melalui tes uji rumpang. Analisis kelayakan penyajian modul dapat dilihat dari hasil validasi berupa tanggapan dari tiga orang dosen pasca sarjana pendidikan IPA konsentrasi fisika terhadap penyajian modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi ini. Kelayakan penyajian juga diperoleh melalui
angket respon siswa. Angket respon siswa digunakan untuk memperoleh data tanggapan siswa terhadap penyajian modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi. Analisis kegrafikaan modul dapat dilihat dari hasil validasi berupa tanggapan dari tiga orang dosen pasca sarjana pendidikan IPA konsentrasi fisika terhadap kegrafikaan modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi ini. Kelayakan kegrafikaan juga diperoleh melalui angket respon siswa. Angket respon siswa digunakan untuk memperoleh data tanggapan siswa terhadap tampilan atau kegrafikaan modul pembelajaran fisika berbasis multirepresentasi.
Berdasarkan data yang diperoleh pada hasil dan pembahasan pengembangan modul pembelajaran fisika SMK kelas X semester genap berbasis multirepresentasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. (1) Kelayakan isi yang meliputi alignment dengan SK dan KD mata pelajaran, alignment dengan perkembangan anak dan kebutuhan masyarakat, substansi keilmuan dan life skills, wawasan untuk maju dan berkembang, serta keberagaman nilai-nilai sosial, dilihat dari validasi logic memiliki kategori cukup valid. Jika dilihat dari validasi empirik melalui uji pengembangan peningkatan hasil kemampuan multirepresentasi siswa, termasuk dalam kategori tinggi. (2) Kelayakan bahasa yang meliputi keterbacaan, kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta logika berbahasa, dilihat dari validasi logic memiliki kategori valid. Jika dilihat dari validasi empirik melalui uji pengembangan tes keterbacaan memiliki kategori tinggi. (3) Kelayakan penyajian yang meliputi teknik penyajian, penyajian materi, dan penyajian pembelajaran, dilihat dari validasi logic memiliki kategori valid dan layak menurut validasi empirik. (4) Kelayakan kegrafikaan yang meliputi ukuran/ format buku, desain bagian kulit, desain bagian isi, kualitas kertas, kualitas cetakan, dan kualitas jilidan, dilihat dari validasi logic memiliki kategori valid dan layak menurut validasi empirik.