MANTRA DALAM RITUAL PERNIKAHAN JAWA MASYARAKAT JEMBER
Abstract
Penelitian ini menggunakan rancangan dan jenis penelitian kualitatif etnografi. Lokasi
penelitian di dua Kecamatan, Ambulu dan Wuluhan Kabupaten Jember yang terbagi menjadi
tiga desa 1) Kecamatan Ambulu meliputi Desa Krajan timur dan, Desa Mbandigu; 2)
Kecamatan Wuluhan Desa Krangkengan. Sasaran dalam penelitian ini adalah mantra dalam
ritual pernikahan Jawa masyarakat Jember. Data yang digunakan adalah hasil wawancara
dengan tiga narasumber yaitu MC pernikahan mengenai mantra dalam ritual pernikahan
Jawa. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang mempunyai pengetahuan
tentang mantra dalam ritual pernikahan Jawa. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara, simak, dokumentasi, transkripsi dan penerjemahan. Teknik
analisis data yang dilakukan ada tiga, yaitu reduksi data, penyajian data dan, penarikan
kesimpulan. Prosedur penelitian ada tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap
penyelesaian.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa dalam pernikahan Jawa masyarakat Jember
terdapat beberapa pembacaan mantra dalam ritual yang dilakukan, diantaranya: (1)
pemasangan tarub (tenda), (2) pemasangan pasren (hiasan), (3) pemasangan bunga setaman
dalam kendi, (4) siraman dan memecahkan kendi siraman, (5) midodareni, (6) krobongan, (7)
wisudan, (8) kacar-kucur dan, (9) membuang kembar mayang.
Bentuk kesastraan pada mantra dalam ritual pernikahan Jawa masyarakat Jember
terdapat pada (1) adanya diksi pada mantra yang mencangkup daya sugesti kata-kata serta
perbendaharaan kata, (2) adanya majas kiasan metonimia dan pelambangan benda serta
suasana pada mantra, (3) pengimajian (citraan) yang terdapat pada mantra ialah pengimajian
visual (penglihatan), (4) kata konkret yang digunakan pada mantra ialah kiasan metonimia
serta lambang benda dan suasana agar kata-kata pada mantra dapat lebih konkret atau jelas,
(5) rima dan ritma pada mantra yakni rima aliterasi dan asonansi pada akhir bait, serta ritma
efoni dan kakofoni, (6) tipografi (tata wajah) pada mantra bermula dari tepi kiri ke kanan dan
tersusun dengan larik-larik pajang dan pendek. Simbol-simbol pada mantra ada 18 yakni: (1)
simbol tarub (tenda), (2) simbol pasren (hiasan) janur, (3) daun kluwih, (4) daun beringin, (5)
daun dadap srep, (6) pari sewuli (seuntai padi), (7) cengkir gadhing, (8) pisang raja, (9) tebu
wulung, (10) bunga dan buah kapas, (11) bunga setaman dalam kendi, (12) siraman, (13)
memecahkan kendi, (14) midodareni, (15) krobongan (berjalan), (16) wisudan
(mendudukkan), (17) rojo brono (harta benda) pada mantra kacar-kucur dan, 18) simbol
membuang kembar mayang. Nilai budaya yang terkandung pada mantra ada dua, antara lain:
ketaqwaan kepada Tuhan dan, berpasrah diri. Fungsi mantra dalam ritual pernikahan Jawa
masyarakat Jember, yakni berfungsi sebagai media komunikasi dengan Tuhan, penolak balak
serta, sebagai penjaga wibawa.
Kesimpulan dalam penelitian ini: (1) bahwa pada mantra dalam ritual pernikahan Jawa
masyarakat Jember terdapat bentuk kesastraan diantaranya, (a) diksi, (b) bahasa viguratif, (c)
pengimajian (citraan), (d) kata konkret, (e) rima dan ritma dan (f) tipografi (tata wajah). (2)
terdapat simbol-simbol pada masing-masing mantra yang memiliki makna yang berbedabeda.
(3) nilai budaya yang terdapat pada mantra adalah nilai ketaqwaan kepada Tuhan dan
berpasrah diri, (4) fungsi mantra sebagai media komunikasi dengan Tuhan, penolak balak
serta, sebagai penjaga wibawa. Saran dalam penelitian ini: (1) bagi mahasiswa pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang mantra
khususnya mantra dalam ritual pernikahan Jawa masyarakat Jember, (2) penelitian ini hanya
terbatas pada bentuk kesastraan, simbol-simbol pada mantra, kandungan nilai budaya dan
fungsi mantra dalam ritual pernikahan Jawa masyarakat Jember. Oleh karena itu, disarankan
bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang mantra dalam ritual pernikahan
Jawa masyarakat Jember dapat melakukan penelitian dalam segi yang lain, (3) bagi guru
Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran Bahasan Indonesia di
sekolah sebagai bahan pengajaran di SMA kelas X semester 1 pada KI 4 Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. KD 8.1Menulis puisi lama dengan
memperhatikan bait, irama, dan rima.