TINGKAT BERPIKIR KREATIF DALAM PENGAJUAN MASALAH ( PROBLEM POSING ) MATEMATIKA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS VIII SMP ALAM BANYUWANGI ISLAMIC SCHOOL
Abstract
Menghadapi tuntutan perubahan tersebut pemerintah Indonesia tengah mengembangkan Kurikulum 2013 akan dimulai secara nasional menggantikan kurikulum yang ada. Kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 terdiri atas beberapa prinsip. Salah satunya prinsip kurikulum 2013 adalah pengembangan kreativitas siswa. Kreativitas adalah suatu hal yang eksklusif yang tidak dapat dipelajari atau tidak dapat diukur. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan pengajuan masalah. Pengajuan masalah dalam pembelajaran intinya adalah meminta siswa untuk mengajukan soal atau masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Alam Banyuwangi Islamic School dalam mengajukan masalah matematika pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi etnografi. Sebelum instrumen dicobakan, instrumen terlebih dahulu divalidasi oleh ahli yakni 2 dosen pendidikan matematika dan seorang guru. Hasil validasi tes pengajuan masalah menunjukkan nilai rerata total untuk semua aspek (Va) adalah 4,73. Dengan demikian instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.Penelitian dilakukan melalui 2 tahap, yaitu tahap pertama adalah tes dan tahap kedua adalah wawancara. Tes diberikan kepada semua siswa kelas VIII SMP Alam Banyuwangi Islamic School. Setelah selesai, peneliti mengoreksi hasil pekerjaan siswa tersebut. Setelah didapatkan hasilnya, baru peneliti dapat mengambil sample penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil 5 sampel untuk dilakukan wawancara dan dianalisis hasil pekerjaannya. Kelima sampel tersebut memiliki tingkat berpikir kreatif yang berbeda-beda. Kelima sample itu yaitu S1 mewakili Akmal, S2 mewakili Rakhmat Surya, S3 mewakili Devi Agustina, S4 mewakili Anandita dan S5 mewakili Adib. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Maret 2016 di ruang aula SMP Alam Banyuwangi Islamic School pada siswa-siswi kelas 8 SMP Alam BIS.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan tentang tingkat berpikir kreatif dalam pengajuan masalah (problem posing) matematika pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada siswa kelas VIII SMP Alam Banyuwangi Islamic School adalah Siswa dikatakan mempunyai tingkat berpikir kreatif tingkat 0 jika siswa tersebut tidak bisa membuat soal sesuai dengan informasi awal yang diberikan peneliti pada lembar tes pengajuan masalah. Sedangkan, siswa dikatakan mempunyai tingkat berpikir kreatif tingkat 1 jika siswa tersebut dapat membuat soal sesuai dengan informasi awal yang diberikan peneliti pada lembar tes pengajuan masalah dan mampu menjawabnya dengan benar. Lain halnya dengan siswa dapat dikatakan mempunyai tingkat berpikir kreatif tingkat 2 jika siswa tersebut mampu membuat soal yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda atau mampu mengajukan masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan pada umumnya. Siswa dikatakan mempunyai tingkat berpikir tingkat 3 jika siswa tersebut mampu membuat beragam masalah dan dapat diselesaikan dengan cara yang benar dan mampu mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda atau mampu membuat beragam masalah dan dapat diselesaikan dengan cara yang benar dan mampu mengajukan masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan pada umumnya atau siswa tersebut mampu mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda dan mampu mengajukan masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan pada umumnya. Salah satu ciri dari ketiga ciri-ciri di atas dimiliki siswa maka siswa tersebut memiliki tingkat berpikir kreatif tingkat 3. Siswa dikatakan mempunyai kemampuan tingkat berpikir kreatif tingkat 4 jika siswa tersebut mampu membuat beragam masalah dan dapat diselesaikan dengan cara yang benar, mampu mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda dan mampu mengajukan masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan pada umumnya