dc.description.abstract | Kanker serviks merupakan penyakit neoplasma ganas yang menduduki
peringkat kedua sebagai kanker yang paling banyak diderita oleh wanita
Indonesia. Kanker serviks dapat mengakibatkan perubahan sistem dan fungsi
tubuh sehingga menimbulkan gangguan konsep diri kearah negatif yang apabila
tidak terintegrasi dengan konsep diri maka kualitas hidup pasien akan menurun
secara drastis. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien
kanker serviks, pasien sebaiknya memerlukan dukungan sosial disekitarnya.
Sumber dukungan sosial ini bisa berasal dari pasangan, keluarga, teman, atau
masyarakat. Dukungan sosial ini secara tidak langsung akan mempunyai manfaat
emosional yang akan memberikan kekuatan pada diri individu untuk berusaha
bangkit melawan penyakitnya.
Sebagian besar wanita yang menderita kanker serviks berada dalam periode
krisis sehingga membutuhkan penyesuaian untuk beradaptasi. Beberapa individu
mampu bertahan dan pulih dari situasi negatif sedangkan individu lain gagal.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan melanjutkan hidup setelah ditimpa
kemalangan merupakan kemampuan tertentu pada individu yang dikenal dengan
istilah resiliensi. RSD Dr. Soebandi merupakan salah satu pelayanan kesehatan
yang menyediakan fasilitas pemeriksaan untuk pasien kanker serviks yang
diharapkan dapat memberikan kesembuhan bagi pasien kanker serviks serta
memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup dari pasien, namun efek samping
terapi kanker serviks dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup pada pasien
kanker serviks. Dengan mengetahui kualitas hidup seseorang dapat membantu
petugas kesehatan untuk mengetahui keadaan kesehatan seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara dukungan
sosial dan resiliensi dengan kualitas hidup pasien kanker serviks di RSD. Dr.
Soebandi Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien kanker serviks yang dirawat dan melakukan pemeriksaan di Poli
Kandungan dan Instalasi Rawat Inap Dahlia Bagian Onkologi di RSD. Dr.
Soebandi pada bulan Juni-Juli 2016. Jumlah sampel sebanyak 65 responden
dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara dengan menggunakan
instrumen EORTC QLQ-C30 untuk mengukur kualitas hidup, instrument Medical
Outcomes Study: Social Support Survey Instrument (MOS MSSS) untuk
mengukur dukungan sosial, dan instrument Connor-Dadvidson Resilience Scale
(CD-RISC) untuk mengukur resiliensi pasien. Analisis pada penelitian ini yaitu
analisis bivariabel menggunakan uji korelasi Pearson (α=0,05) dan analisis
multivariabel menggunakan uji regresi liner berganda (α=0,05).
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pasien memiliki dukungan
sosial sedang, resiliensi sedang, dan kualitas hidup sedang. Berdasarkan hasil
analisis, diketahui bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan
dengan setiap item dari skala kualitas hidup (p-value<0,05) kecuali pada skala
gejala bagian gejala sulit bernafas, sembelit, dan diare dengan arah hubungan
yang positif untuk status kesehatan global dan skala fungsional, sedangkan negatif
untuk skala gejala. Resiliensi memiliki hubungan yang signifikan dengan setiap
item dari skala kualitas hidup (p-value<0,05) kecuali pada skala gejala bagian
gejala sulit bernafas, sembelit, dan diare arah hubungan yang positif untuk status
kesehatan global dan skala fungsional, sedangkan negatif untuk skala gejala.
Berdasarkan analisis statistik terdapat pengaruh antara dukungan sosial dan
resiliensi secara bersana-sama dengan kualitas hidup dengan setiap item skala
kualitas hidup kecuali sulit bernafas, sembelit, diare, dan kesulitan keuangan .
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi dengan tiap
skala kualitas hidup kecuali gejala sulit bernafas, sembelit dan diare, serta terdapat
pengaruh bersama-sama antara dukungan sosial dan resiliensi terhadap seluruh
item skor kualitas hidup signifikan kecuali gejala sulit bernafas, sembelit, diare,
dan kesulitan keuangan dengan nilai koefisien determinasi (R2) tiap item kualitas
hidup tidak ada yang melebihi 0,5 yang berarti dukungan sosial dan resiliensi
berpengaruh secara bersama-sama terhadap kualitas hidup namun pengaruhnya
rendah atau tidak cukup kuat. Berdasarkan hasil tersebut, perlu adanya pemberian
informasi mengenai penyakit kanker serviks dari pihak RSD. Dr. Soebandi
Jember kepada pasien dan keluarga pasien. Pasien kanker serviks disarankan tetap
beraktivitas, optimis sembuh dan tetap menjalin hubungan sosial yang baik. Bagi
keluarga pasien, hendaknya keluarga member perhatian dan dukungannya guna
meningkatakan kualitas hidup pasien. | en_US |