RESISTENSI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) TERHADAP INSEKTISIDA BOTANI AZADIRACHTIN DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER
Abstract
Ulat grayak (Spodoptera litura F.) dari Ordo Lepidoptera dan Famili Noctuidae
merupakan salah satu hama penting pada tanaman kedelai, kubis dan sawi. Hama ini
memiliki sifat polifagus sehingga dapat memakan berbagai jenis tanaman demi
kelangsungan hidupnya. Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan
sisa-sisa epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Larva
instar lanjut merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Biasanya
larva berada di permukaan bawah daun, dan menyerang secara serentak
berkelompok.
Teknik pengendalian yang sesuai untuk ulat grayak yaitu pengendalian hayati.
Pengendalian hayati merupakan cara pengendalian yang dapat menggantikan peran
sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap insektisida kimiawi. Salah satu
insektisida botani yang sangat efektif dalam pengendalian hama ulat grayak adalah
azadirachtin. Penggunaan insektisida secara tidak rasional dapat mengakibatkan
resistensi hama. Serangga sasaran dapat menjadi resisten karena terseleksinya
populasi serangga yang memiliki mekanisme detoksifikasi efektif terhadap zat toksik,
sehingga populasi serangga resisten pada generasi berikutnya akan berkembang lebih
banyak dan tidak dapat dikendalikan dengan insektisida yang awalnya efektif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi insektisida botani
azadirachtin terhadap berat larva, lama perkembangan, dan jumlah telur (fekunditas)
Spodoptera litura F. serta mengetahui resistensi Spodoptera litura F. terhadap
insektisida azadirachtin berdasarkan nilai nisbah resistensi (NR), dan mengetahui uji
kelayakan buku ilmiah populer sebagai produk penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Sub Laboratorium Zoologi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
Waktu penelitian pada bulan 24 Maret – 30 April 2016. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan, 1 kontrol dan setiap
perlakuan terdiri dari 4 kali ulangan dengan konsentrasi 0 ml/l (kontrol), 3 ml/l, 4,5
ml/l, 6 ml/l, 7,5 ml/l, dan 9 ml/l.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan insektisida botani azadirachtin
berpengaruh secara signifikan terhadap berat larva, lama fase perkembangan, dan
jumlah telur (fekunditas) Spodoptera litura F. Semakin tinggi konsentrasi, berat larva
Spodoptera litura F. semakin menurun. Berat larva S. litura secara berturut-turut
(kontrol, P1, P2, P3, P4, dan P5) yaitu 0,19 ± 0,039 gram; 0,16 ± 0,043 gram; 0, 21±
0,049 gram; 0,17 ± 0,046 gram; 0,18 ± 0,041 gram; dan 0,15 ± 0,046 gram. Semakin
tinggi konsentrasi, lama fase perkembangan larva Spodoptera litura F. semakin
lama. Semakin tinggi aplikasi insektisida jumlah telur (fekunditas) mengalami jumlah
penurunan telur.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi insektisida botani
azadirachtin berpengaruh terhadap berat, lama perkembangan, dan jumlah telur.
Semakin tinggi konsentrasi maka berat larva semakin menurun dan fase
perkembangannya semakin lama. Spodoptera litura F. terhadap insektisida botani
azadirachtin telah terindikasi resisten, dengan nilai Nisbah Resistensi 1,46.
Hendaknya petani menggunakan insektisida dengan lebih bijak dan dilakukan
pergiliran insektisida dengan insektisida lain. Sebaiknya dilakukan pengawasan
terhadap resistensi hama yang ada di lapang dan dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai resistensi hama. Berdasarkan hasil uji kelayakan buku ilmiah populer yang
berjudul “pengendalian hama ulat grayak: pengenalan insektisida botani azadirachtin
dan resiko terjadinya resistensi” sangat layak untuk digunakan buku bacaan
masyarakat dengan rerata nilai 89,6 %.