DAYA HAMBAT PERASAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans DAN Candida albicans
Abstract
Rongga mulut tidak pernah terbebas dari mikroorganisme, baik yang
bersifat komersal maupun oppurtunistik, diantaranya adalah bakteri Streptococcus
mutans dan jamur Candida albicans. Bakteri S. mutans adalah bakteri penyebab
karies, sedangkan pertumbuhan jamur C. albicans yang berlebih dapat
menyebabkan infeksi kandidiasis. Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrizhus)
yang selama ini dijadikan sebagai limbah, ternyata mempunyai banyak manfaat
untuk kesehatan. Kulit buah naga merah mengandung senyawa flavonoid,
alkaloid, dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini mempunyai kemampuan sebagai
antibakteri dan antijamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan bakteriostatik dan bakterisid terhadap S. mutans dan kemampuan
fungistatik dan fungisidal terhadap C. albicans pada perasan kulit buah naga
merah.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian post test only control group design yang dilakukan di Laboratorium
Biosain Poltek Jember dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan 9 sampel dengan tiga kali
pengulangan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
pengujian Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yang dilakukan dengan
metode serial dilution, dan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC untuk
bakteri dan suhu 35oC untuk jamur. Kemudian diamati konsentrasi terendah
dimana tidak terdapat pertumbuhan bakteri/jamur yang ditandai dengan tabung
tetap jernih dan tidak terdapat berubahan warna. Tahap kedua adalah pengujian
Minimum Bactericidal Consentration (MBC) untuk bakteri dan Minimum
Fungicidal Concentration (MFC) untuk jamur. Pada uji MBC dilakukan
penggoresan pada media blood agar dari tabung yang mempunyai nilai MIC,
diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC. Kemudian diamati konsentrasi
terendah dimana tidak terdapat pertumbuhan S. mutans ditandai dengan tidak
adanya perubahan warna hijau pada media blood agar. Sedangkan pada uji MFC
dilakukan penanaman pada media SDA dengan metode pour plate, diinkubasi
selama 48 jam dengan suhu 35oC. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah
koloni. Nilai MFC ditentukan dengan membandingkan jumlah koloni pada kontrol
positif. Apabila selisih jumlah koloni pada plate kurang dari 3 CFU/ml dari
kontrol postif maka dapat dinyatakan mempunyai kemampuan fungisid.
Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistik. Pada uji MIC
menggunakan uji statistik Kruskal wallis diperoleh nilai signifikan 0,001(p>0,05),
dilanjutkan uji Mann-whitney diperoleh nilai signifikan 0,025(p>0,05). Pada uji
MBC menggunakan uji statistik Kruskal wallis diperoleh nilai signifikan 1,000
(p>0,05). Pada uji MFC menggunakan uji statistik One way ANOVA diperoleh
nilai signifikan 0,001(p>0,05) dilanjutkan uji Least Significant Difference (LSD)
diperoleh nilai signifikan 0,025(p>0,05).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan, bahwa
perasan kulit buah naga merah mempunyai MIC pada konsentrasi 100% pada S.
mutans dan C. albicans. Namun tidak mempunyai MBC untuk S. mutans dan
MFC untuk C. albicans.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]