Show simple item record

dc.contributor.advisorPraharani, Depi
dc.contributor.advisorPujiastuti, Peni
dc.contributor.authorUtami, Anjayani Sri
dc.date.accessioned2016-11-18T10:35:57Z
dc.date.available2016-11-18T10:35:57Z
dc.date.issued2016-11-18
dc.identifier.nim121610101096
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78104
dc.description.abstractdata PDKI pada tahun 2013, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi yaitu sebanyak 248,4 juta orang. Berdasarkan data tersebut maka pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, salah satunya menggunakan alat kontrasepsi. Pada tahun 2013 di Indonesia terdapat 84,39% wanita pemakai alat kontrasepsi hormonal dengan persentase terbesar adalah jenis suntikan yaitu sekitar 48,56% dari total seluruh pemakai alat kontrasepsi. Kontrasepsi suntik dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu yang hanya mengandung hormon progesteron dan kombinasi hormon estrogen progesteron Pengaruh kedua hormon tersebut terhadap jaringan periodontal adalah inflamasi gingiva, peningkatan volume cairan krevikular gingiva dan jumlah koloni bakteri. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada pemakai alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon progesteron dan kombinasi hormon estrogen-progesteron khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember dikarenakan akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari menduduki peringkat tertinggi daripada puskesmas lainnya di Kabupaten Jember Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan metode cross sectional di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember selama bulan Desember tahun 2015. Populasi penelitian ini adalah akseptor KB suntik aktif, yaitu wanita yang saat dilakukan pemeriksaan sedang menggunakan kontrasepsi jenis suntik secara rutin selama 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling. Sampel terdiri dari 2 kelompok yaitu pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung hormon progesteron dan pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung kombinasi hormon estrogen-progesteron dengan jumlah sampel masingmasing kelompok sebanyak 25. Sampel diminta menandatangani informed consent serta mengisi identitas dan kuesioner yang telah disediakan. Kemudian status gingiva dievaluasi dengan menggunakan Gingival Index (GI) dari Loe dan Silness. Pemeriksaaan gingiva pada gigi 16, 12, 24, 36, 32, 44 di empat area yaitu fasial, mesial, distal dan lingual/palatal. Pemeriksaan secara visual untuk melihat warna, tekstur dan ada tidaknya edema. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya perdarahan dengan cara memasukkan probe periodontal secara hati-hati ke dalam sulkus gingiva tanpa tekanan, dimana ujung probe diadaptasikan pada permukaan gigi dan ditunggu selama 30 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pemakai alat kontrasepsi suntik mengalami gingivitis dengan persentase paling banyak menderita gingivitis dengan tingkat keparahan sedang, yaitu sebesar 68% pada pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung hormon progesteron dan 72% pada pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung kombinasi hormon estrogen-progesteron. Hasil independent t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rata-rata skor GI antara pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung hormon progesteron dengan kombinasi hormon estrogen-progesteron; dimana rata-rata skor GI kedua kelompok tersebut mempunyai kriteria yang sama yaitu gingivitis dengan tingkat keparahan sedang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah pengaruh kedua hormon sama yaitu meningkatkan terjadinya inflamasi, lama waktu pemakaian alat kontrasepsi suntik dari sampel penelitian ini masih terlalu singkat yaitu dalam rentang waktu 1-2 tahun, dan tingkat kebersihan mulut sampel persentase tertinggi adalah sedang. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah : (1) pemakai alat kontrasepsi suntik di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember semuanya mengalami gingivitis dengan persentase paling banyak menderita gingivitis sedang yaitu sebesar 68% pada pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung hormon progesteron dan 72% pada pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung kombinasi hormon estrogen-progesteron; (2) pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung hormon progesteron dan pemakai alat kontrasepsi suntik yang mengandung kombinasi hormon estrogen-progesteron memiliki tingkat keparahan gingivitis yang sama yaitu sedang.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectGINGIVITISen_US
dc.subjectALAT KONTRASEPSI SUNTIKen_US
dc.subjectHORMON PROGESTERONen_US
dc.subjectKOMBINASI HORMON ESTROGENPROGESTERONen_US
dc.titleTINGKAT KEPARAHAN GINGIVITIS PADA PEMAKAI ALAT KONTRASEPSI SUNTIK YANG MENGANDUNG HORMON PROGESTERON DAN KOMBINASI HORMON ESTROGENPROGESTERON DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record