AGENSI DAN KEKUASAAN DALAM RELASI KERJA PERKEBUNAN KALIKLATAK KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Perkebunan Kaliklatak merupakan perkebunan yang berada di Kecamatan
Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan status PT (Perseroan Terbatas). Perkebunan
ini merupakan wilayah kerja yang banyak menyerap tenaga kerja di wilayah
Kelurahan Gombengsari dan sekitarnya mulai dari penyerapan pekerja atau karyawan
tetap hingga karyawan kontrak. Dengan banyaknya pekerja yang ada di dalam
Perkebunan Kaliklatak terbangun suatu relasi kerja dari adanya kekuasaan yang
diterapkan melalui beragam peraturan dan kebijakan dan akhirnya menciptakan suatu
agensi.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendiskripsikan bagaimana
agensi yang terbentuk dari adanya relasi kerja di dalam kekuasaan yang berjalan di
dalam perkebunan kaliklatak. Teori strukturasi Anthony Giddens dipilih sebagai teori
utama dalam penelitian ini melalui konsep “agency” dan “struktur” dan sudut
pandang kekuasaan untuk menjelaskan relasi kerja yang terbangun di dalam
Perkebunan Kaliklatak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif kualitatif (descriptive research). Untuk penentuan informan
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Tehnik pengumpulan
data melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk
teknik analisis data untuk menguji keabsahan data menggunakan trianggulasi, teknik
ini menguji keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi kerja yang terbangun di dalam
Perkebunan Kaliklatak dipengaruhi oleh kekuasaan yang diciptakan oleh pihak
perusahaan. Kekuasaan dalam relasi kerja berdampak pada terciptanya agensi yang
beragam. Karyawan perkebunan khususnya karyawan kontrak beradaptasi melawan
dominasi kekuasaan yang hadir di dalam perkebunan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Relasi kerja yang terbangun antara
karyawan dengan pihak pimpinan dipengaruhi oleh kekuasaan yang ada di dalam
perkebunan. (2) Posisi agensi dalam relasi kerja tercipta oleh dominasi yang
dilakukan oleh pihak perkebunan melalui peraturan dan kebijakan yang diterapkan
(3) Relasi kerja di dalam perkebunan membentuk social constraint (kekangan sosial)
dan dihadapi oleh karyawan dengan menciptakan enabling (peluang).