MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Studi Pada Kemampuan Afektif, Psikomotor, dan Kognitif untuk Materi Teori Kinetik Gas)
Abstract
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 16 September 2015 dengan salah
satu guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 4 Jember kendala yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran fisika antara lain: (1) siswa menganggap fisika sebagai mata
pelajaran yang sulit karena berisi rumus-rumus sehingga sukar dipahami, akibatnya
sebagian siswa belum memenuhi nilai standar KKM salah satunya pada materi teori
kinetik gas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah
yaitu sebesar 78; (2) belum terjadi suasana aktif dalam diskusi; (3) kurangnya
keterlibatan siswa secara langsung. Beberapa siswa menjawab pertanyaan dengan
ragu-ragu, keberanian siswa untuk mengajukan pendapat dan bertanya juga kurang.
Salah satu alternatif solusi yang diharapkan mampu mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah model GI-GI. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai model GI-GI
(Group Investigation - Guided Inquiry).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan afektif dan
kemampuan psikomotor siswa selama pembelajaran menggunakan model GI-GI
(Group Investigation - Guided Inquiry) dan mengkaji perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar kognitif fisika siswa yang menggunakan model GI-GI (Group
Investigation - Guided Inquiry) dengan model pembelajaran direct instruction pada
materi teori kinetik gas di SMA Negeri 4 Jember,
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA
Negeri 4 Jember. Sebelum menentukan sampel, dilakukan uji homogenitas terhadap populasi kelas XI yang terdiri dari 6 kelas dan diambil 2 kelas sebagai kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan cluster random
sampling. Desain penelitian menggunakan post-test control design. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi tes, dokumentasi dan
wawancara. Sumber data berasal dari guru, siswa, penilaian observer, dan post-test.
Sebelum dilakukan uji t, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Selanjutnya
dilakukan uji t untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis Independent
Sample T-test dengan bantuan program SPSS 20 guna menjawab rumusan masalah.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Mann Whitney Test untuk kemampuan
afektif dari pertemuan satu sampai tiga didapatkan nilai Sig (1 tailed) sebesar 0,000
artinya signifikansinya lebih kecil dari α = 0,05, sehingga Ha diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Hasil analisis menggunakan Mann Whitney Test untuk
kemampuan psikomotor dari pertemuan satu sampai tiga didapatkan nilai Sig (1 tailed)
sebesar 0,000 artinya signifikansinya lebih kecil dari α = 0,05, sehingga Ha diterima.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan psikomotor siswa pada kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil analisis menggunakan Independent Sample TTest
untuk hasil belajar kognitif, didapatkan nilai sig = 0,008 artinya signifikansinya
lebih kecil dari α = 0,05. Nilai Sig (1-tailed) sebesar 0,004 atau < 0,05 sehingga Ha
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa (a) Model GIGI
(Group Investigation dan Guided Inquiry) berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan afektif siswa di SMA Negeri 4 Jember; (b) Model GI-GI (Group
Investigation dan Guided Inquiry) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
psikomotor siswa di SMA Negeri 4 Jember (3) Model GI-GI (Group Investigation dan
Guided Inquiry) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika ranah kognitif di
SMA Negeri 4 Jember.