dc.description.abstract | Pesatnya peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan kebutuhan
terhadap energi juga meningkat, sedangkan jumlah ketersediaan energi fosil semakin
menipis. Sehingga dibutuhkan suatu sumber energi yang dapat diperbaharui untuk
dapat menatangani dan mengurangi besarnya kebutuhan terhadap energi fosil.
Proyeksi permintaan energi pada tahun 2050 hampir mencapai tiga kali lipat.
Tampaknya masalah energi akan tetap menjadi topik yang harus dicarikan solusinya
secara bersama-sama. Pemanfaatan energi telah berkembang dan meningkat sesuai
dengan perkembangan manusia itu sendiri. Usaha usaha untuk mendapatkan energi
alternatif telah lama dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber
daya minyak bumi. Di sisi lain, selain peningkatan penduduk berimbas pada
peningkatan terhadap kebutuhan energi, peningkatan penduduk juga berimbas pada
peningkatan jumlah sampah biomassa. Sejak tahun 1992 hingga 2012, jumlah
timbulan sampah yang masuk ke TPA Pakusari terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan grafik, volume sampah di TPA Pakusari bersifat fluktuatif. Hal ini dapat
dilihat dengan membandingkan volume sampah antara tahun 2009 dan 2010, rata-rata
volume sampah setiap bulan yaitu 14.000 – 17.000 m3, sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata volume sampah di TPA setiap harinya berkisar 400-500 m3.
Sedangkan sampah pasar sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan utama
sebagai penghasil biogas berbasis teknologi tepat guna. Karena di dalam kandungan
biogas masih terdapat gas – gas yang menghambat suatu pembakaran diantaranya
CO2 maka gas yang dihasilkan akan dilakukan suatu pemurnian atau pengurangan
kadar CO2 dengan cara dipurifikasi dengan larutan KOH.
Penelitian dilaksanakan di Laboraturium Konversi Energi Universitas Jember,
dengan membandingkan hasil pembakaran api biogas limbah pasar dengan yang
sudah dipurifikasi dengan KOH. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental
yakni metode yang digunakan untuk membandingkan pengaruh purifikasi KOH 1 M
pada warna api dan suhu pembakaran biogas limbah pasar. Data dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif di mana data dikumpulkan, disusun dan dianalisa
sehingga memberikan keterangan yang lengkap hasil dari masing-masing data yang
diambil, hasil meliputi Prosentase warna api, temperatur api dititik Horizontal dan
Vertikal, Kalor pembakaran biogas limbah pasar.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Prosentase warna api sebelum
purifikasi memiliki prosentase warna api merah yaitu 41,75% dan prosentase warna
biru 58,24%, sesudah purifikasi prosentase warna merah mengalami penurunan
dimana menunjukkan bahwa kadar CO2 yang berkurang, prosentase warna merah
yaitu 31,48% dan prosentase warna biru yaitu 68,51% sesudah purifikasi. Untuk
distribusi temperatur secara horizontal mengalami kenaikan temperatur dari titik 1
sampai 4 dan mengalami penurunan di titik 5, puncak temperatur tertinggi pada titik 4
yaitu 278,4oC sebelum purifikasi dan 341,2oC sesudah purifikasi. Distribusi
temperatur secara vertikal mengalami kenaikan temperatur di titik 1 sampai 3 dan
mengalami penurunan di titik 4 sampai 6 dan mempunyai temperatur tertinggi di titik
ke 3 yaitu 463,9oC sebelum purifikasi dan 598,16oC sesudah purifikasi. Untuk kolar
pembakaran mempunyai nilai kenaikan kalor yang diserap seiring lama nya
pemanasan. Hal ini menunjukkan bahwa gas yang sesudah purifikasi mempunyai
kualitas gas biogas yang lebih baik dari pada gas sebelum dipurifikasi
Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui kualitas gas dari biogas
limbah pasar dengan dilakukannya proses purifikasi maka inhibitor atau gas CO2
yang terkandungan akan berkurang sehingga kualitas dari hasil pembakaran api
biogas limbah pasar akan semakin baik. | en_US |