PENGARUH SARI BUAH PEPINO (Solanum muricatum Aiton) TERHADAP PENYEMBUHAN ULSER DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT Swiss-Webster SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI LEAFLET
Abstract
Penyakit tukak lambung banyak disebabkan oleh penggunaan obat anti
inflamasi (AINS) seperti aspirin, yakni sebanyak 24% (Febrianti, 2013:30). Hal ini
dikarenakan obat anti inflamasi tersebut mampu menghambat COX-1 dan COX-2.
COX-1 bermanfaat mempertahankan integritas mukosa lambung yang mengakibatkan
munculnya resiko pendarahan lambung (Rubeinstein et al., 2007:254). Pemakaian
aspirin menimbulkan kerusakan mikrovaskuler sehingga aliran darah menurun
dengan adanya peningkatan ekspresi adhesi molekul serta perlekatan neutrofil
pembuluh darah dalam mikrosirkulasi lambung (Kusumabroto, 2003). Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian sari buah pepino (Solanum
muricatum Aiton) terhadap jumlah spot ulser lambung mencit (Mus musculus) dan
untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah pepino (Solanum muricatum Aiton)
terhadap perbedaan gambaran histopatologi pada lambung mencit (Mus musculus L.).
Penelitian ini diharapkan mampu menguji kelayakan hasil produk berupa leaflet dari
penelitian dengan judul “pengaruh sari buah pepino (Solanum muricatum Aiton)
terhadap penyembuhan ulser dan gambaran histopatologi lambung mencit serta
pemanfaatannya sebagai leaflet”.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Farmasi dan
Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Gigi. Metode yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari lima perlakuan dengan lima
ulangan, yaitu: K- (kontrol negatif dengan pemberian CMC-Na), K+ (kontrol positif
dengan pemberian misoprostol dosis 200μg/20gBB), P1 (perlakuan satu dengan
pemberian sari buah pepino 500μL/20gBB), P2 (perlakuan dua dengan pemberian
sari buah pepino 1000μL/20gBB), dan P3 (perlakuan tiga dengan pemberian sari
buah pepino 1500μL/20gBB) secara oral selama 14 hari. Penginduksian dengan menggunakan aspirin dosis 600 mg/kgBB secara oral selama 3 hari. Parameter
pengamatan dalam penelitian ini adalah pengamatan makroskopis terhadap organ
lambung mencit berupa jumlah spot ulser serta pengamatan mikroskopis yakni
pengamatan pada struktur mikro anatomi mencit meliputi erosi dan nekrosis
lambung.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan adanya pengaruh pemberian
sari buah pepino terhadap jumlah spot ulser lambung mencit dengan nilai signifikan,
sebesar 0,001 dengan p<0,05. Uji lanjut Mann-Whitney menunjukan adanya
perbedaan yang bermakna pada K(-) dan P2 serta K(-) dan P3. Rerata skoring spot
ulser dari tertinggi ke terndah berturut-turut adalah K(-) 3,50±0,57; P1 2,75±0,50;
K(+) 2,00±0,00; P3 2,00±0,00; dan P2 1,60±0,54. Selain itu, adanya pemberian sari
buah pepino berpengaruh terhadap perbedaan histopatologi lambung mencit. Hasil uji
statistik Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikasi 0,030 pada parameter erosi dan
0,005 pada parameter nekrosis. Uji lanjut Mann-Whitney menunjukan adanya
perbedaan yang bermakna pada K(-) dan P2 serta K(-) dan P3 pada parameten erosi
dan nekrosis. Rerata skoring erosi lambung dari tertinggi ke terendah berturut-turut
adalah K(-) 3,00±0,00; P1 2,50±0,86; K(+) 1,60±0,54; P3 1,80±0,83; dan P2
1,40±0,54. Rerata skoring nekrosis lambung dari tertinggi ke terendah berturut-turut
adalah K(-) 3,00±0,00; P1 2,25±0,82; K(+) 1,60±0,54; P3 2,20±0,44; dan P2
1,00±0,00.
Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian sari buah
pepino (Solanum muricatum Aiton) terhadap jumlah spot ulser lambung mencit (Mus
musculus L.) dengan persentase penyembuhan berturut-turut yakni P2 54,28±0,95%;
P3 42,85±0,75%, dan P1 21,42±0,37%. Selain itu, adanya pengaruh pemberian sari
buah pepino (Solanum muricatum Aiton) terhadap perbedaan gambaran histopatologi
lambung mencit mencit (Mus musculus L.) dengan persentase penyembuhan berturutturut
yakni P2 53,33±0,75%; P3 40,00±0,55%, dan P1 16,67±0,23% pada parameter
erosi. Persentase penyembuhan ulser pada parameter nekrosis berturut-turut adalah
P2 66,67±0,94%; P3 26,67±0,37%, dan P1 25,00±0,35%.