STRIP TES BERBASIS KURKUMIN UNTUK DETEKSI BORAKS PADA SAMPEL MAKANAN
Abstract
Peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas pangan yang dikomsumsinya. UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa pangan yang dikomsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat Berdasarkan permenkes RI No. 033 tahun 2012, bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan salah satunya adalah asam borat (boric acid) dan senyawanya. Gejala keracunan boraks akut meliputi rasa mual, muntah, suhu tubuh menurun, lemah, sakit kepala, rash erythematous, bahkan dapat menimbulkan shock.
Pengembangan suatu sensor kimia berupa strip tes diharapkan lebih efektif dan efisisen dalam aplikasinya untuk melakukan monitoring terhadap penggunaan boraks pada produk bakso dibandingkan dengan instrumen lain yang lebih rumit. Pengembangan strip tes ini didasarkan pada reaksi antara boraks dengan reagen kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan dengan menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan senyawa boron cyano kurkumin kompleks.
Fabrikasi strip tes pada penelitian ini dilakukan dengan mengimobilisasi reagen pada kertas whatman dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm. pH optimum reagen kurkumin adalah 6. Konsentrasi reagen kurkumin yang digunakan adalah 1500 ppm. Volume reagen yang digunakan adalah 3μl yang merupakan volume optimum. Hasil karakterisasi strip tes sebagai sensor boraks berbasis reagen kurkumin meliputi: waktu respon strip tes adalah 3 menit; linieritas strip tes terhadap standar boraks berada pada rentang 0,1 ppm - 10 ppm, dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,999, nilai Vx0 0,678% dan persamaan regersi yang diperoleh adalah y = 38,994 + 1,196x; batas deteksi (LOD) dari strip tes sebesar 0,005 ppm sedangkan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 0,018 ppm; strip tes sebagai sensor boraks akan terganggu dengan adanya komponen pengganggu berupa NaCl dengan perbandingan boraks dan NaCl sebesar 1:1000; metode strip tes sebagai sensor boraks memenuhi parameter presisi dengan nilai RSD > 15% yaitu 16,18%; strip tes juga memenuhi parameter akurasi dengan %recovery rata-rata sebesar 103,528%; strip tes sebagai sensor boraks stabil pada penyimpanan suhu dingin (±4oC) dengan waktu pakai 25 hari. Metode strip tes sebagai sensor boraks tidak memberikan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan metode pengukuran boraks menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Metode strip tes sebagai sensor boraks dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengukur kandungan boraks pada sampel bakso yang beredar di pasaran
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]