APLIKASI METODE WEIGHTED PRODUCT DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA PEMILIHAN PABRIK OLAHAN KAYU SENGON
Abstract
Sektor kehutanan memperoleh devisa dari ekspor kayu bulat dan produk
kayu olahan. Pada saat ini, kayu dimanfaatkan dalam pembuatan meubel. Meubel
sebagai kebutuhan sekunder memiliki kecenderungan yang berbeda-beda menurut
kebutuhan, sehingga saat ini industri kayu telah memasuki era perekonomian yang
global. Semakin berkembangnya industri kayu menyebabkan peningkatan bahan
baku oleh industri perkayuan. Tanaman yang banyak diminati dalam bahan baku
industri perkayuan antara lain : Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia
(Acacia Sp.), dan Jati putih (Gmelina leucadendron). Perdagangan kayu sengon
(Saw Mill) mulai ramai dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, karena
sumber daya alam kayu sengon sangat melimpah dan merupakan salah satu bahan
baku yang paling diminati pada produksi meubel.
Semakin banyaknya Saw Mill yang didirikan oleh pengusaha kayu sengon
membuat hasil olahan kayu sengon tidak dapat didistribusikan dengan baik. Oleh
karena itu, pemilihan pabrik olahan kayu merupakan suatu usaha yang harus
dilakukan dengan cermat dan memerlukan suatu metode khusus yang harus
diperhatikan oleh pengusaha olahan kayu agar semua kayu yang telah diolah dapat
didistribusikan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk memilih pabrik olahan kayu sengon,
diantaranya adalah metode Weight Product (WP) dan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
membandingkan kedua metode tersebut untuk menyelesaikan permasalahan
pemilihan pabrik olahan kayu sengon.
Pertama, penelitian mengenai pemilihan pabrik olahan kayu sengon
dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai sumber atau literature mengenai metode WP dan AHP dari berbagai buku dan internet yang berkaitan dengan
metode tersebut. Langkah kedua adalah pengambilan dan pengumpulan data
tentang pabrik olahan kayu sengon. Langkah ketiga adalah menerapkan metode
WP untuk memilih pabrik olahan kayu Sengon. Langkah keempat adalah
menerapkan metode AHP untuk memilih pabrik olahan kayu sengon. Langkah
kelima adalah pembuatan program mengenai metode WP dan AHP untuk memilih
pabrik olahan kayu sengon menggunakan software MATLAB. Program yang
dibuat berupa tampilan GUI dan script program mengenai aplikasi dari kedua
metode tersebut. Langkah yang terakhir adalah memperoleh hasil dari pemilihan
pabrik olahan kayun sengon baik menggunakan metode WP maupun metode AHP
serta program yang telah dibuat.
Berdasarkan penelitian mengenai pemilihan pabrik olahan kayu sengon
dengan metode WP dan AHP menggunakan 6 kriteria yaitu harga, jarak,
kualitas, order, grader dan pembayaran dan 3 alternatif yaitu PT. Mustika Bahana
Jaya, PT. Nankai dan PT. Kutai Timber Indonesia. Hasil yang diperoleh bahwa
pabrik olahan kayu sengon yang dapat dipilih dengan urutan PT. Mustika Bahana
Jaya, PT. Nankai kemudian PT. Kutai Timber Indonesia baik menggunakan
metode WP maupun metode AHP. Hasil yang diperoleh menurut metode WP
didasarkan pada hasil nilai preferensi antar alternatif terbesar yaitu 𝑆1 = 43,596
𝑆2 = 39,902 dan 𝑆3 = 34,777 dan nilai preferensi relatif antar alternatif yaitu
𝑉1 = 0,369 , 𝑉2 = 0,337 dan 𝑉3 = 0,294 . Sedangkan menurut metode AHP,
pemilihan pabrik olahan kayu sengon didasarkan pada hasil nilai prioritas global
yaitu PT. Mustika Bahana Jaya = 0,421, PT. Nankai = 0,339 dan PT. Kutai Timber Indonesia = 0,240.