KINERJA PERUSAHAAN DAERAH (PD) MADIUN UMBUL SQUARE DI KABUPATEN MADIUN BERDASARKAN METODE BALANCED SCORECARD
Abstract
Pemerintah Daerah tidak dapat menyelenggarakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup, sehingga diberikan otonomi atau kewenangan untuk menggali sumber finansial Daerah. Salah satu sumber finansial daerah yaitu dengan pendirian BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Seperti halnya pemerintah Kabupaten Madiun yang mendirikan BUMD sektor Pariwisata yaitu Perusahaan Daerah (PD) Madiun Umbul Square pada tahun 2012. Namun, permasalahan yang banyak terjadi pada BUMD adalah manajemen birokratis dan rendahnya kinerja yang justru menjadikan BUMD sebagai beban bagi APBD. Begitu pula dengan yang dialami PD. Madiun Umbul Square yang masih merupakan perusahaan baru yang masih pada tahap kelahiran mengalami banyak kendala dalam kinerjanya. Pentingnya pengukuran kinerja tidak hanya untuk mengevaluasi kinerja tahun lalu tetapi juga memperbaiki strategi dan kinerja di masa depan. Pengukuran kinerja tersebut tidak hanya dari sisi keuangan tetapi juga non keuangan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kinerja PD. Madiun Umbul Square pada tahun 2014 dengan menggunakan metode pengukuran kinerja Balanced Scorecard. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini melakukan analisis dan pengukuran terhadap variabel-variabel yaitu variabel perspektif keuangan, variabel perspektif pelanggan, variabel perspektif bisnis internal dan variabel pembelajaran dan pertumbuhan yang dijabarkan dalam indikator-indikator kinerja. Variabel diukur kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kinerja PD. Madiun
Umbul Square pada tahun 2013 sebagai pembanding kinerja tahun 2014 yang berdasarkan metode pengukuran Balanced Scorecard. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Kuesioner dibagikan kepada seluruh populasi yaitu pegawai PD. Madiun Umbul Square. Informan diperoleh menggunkan purposive sampling dan snowball. Metode wawancara dilakukan dengan wawancara tidak terstuktur dan metode dokumentasi. Teknik analisis data digunakan menggunakan statistik deskriptif dengan melakukan pembobotan terhadap masing-masing variabel dengan total bobot 100%. Indikator setiap variabel dihitung dengan formula sehingga ditemukan skor-skor kinerja. Skor kinerja diberi bobot sehingga diketahui skor total yang dideskripsikan dalam kelas tabel kinerja yaitu kinerja sangat baik, kinerja baik, kinerja cukup, kinerja buruk dan kinerja sangat buruk. Pengukuran dilakukan untuk melihat kinerja tahun 2013 yang dijadikan sebagai tahun dasar penetapan target kinerja berdasarkan sistem target baseline. Dari hasil pengukuran tahun 2013 dijadikan sebagai target kinerja 2014 sekaligus sebagai pembanding apakah kinerja perusahaan lebih baik atau lebih buruk. Hasil pengukuran kinerja tahun 2014 diketahui bahwa perspektif finansial; indikator ROI sebesar – 2,39%; ROE sebesar – 2,43%; Current Ratio sebesar 76,45%; Rasio Hutang atas Modal sebesar 1,49%. Perspektif customer; indikator Retensi customer sebesar 121,39%. Perspektif Bisnis Internal; indikator Proses Inovasi Pelayanan sebesar 82,37%; Proses operasi pelayanan sebesar 148,24%. Perspektif pembelajaran bertumbuh; indikator pelaksanaan diklat sebanyak 2 kali dalam satu tahun; kepuasan kerja pegawai sebesar 75,98%; motivasi pegawai sebesar 76,62%. Hasil pengukuran kinerja pada tahun 2014 diketahui masing-masing skor kinerja perspektif finansial sebesar 21,78%; perspektif customer sebesar 27%; perspektif bisnis internal sebesar 19,51%; perspektif pembelajaran bertumbuh sebesar 20,21% dengan total skor 88,50%. Dari total skor tersebut dapat disimpulkan dengan kinerja sangat baik.
Namun, hasil kinerja tahun 2014 sebesar 88,50% tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan kinerja tahun dasar 2013 yaitu 100%.