STRATEGI TINDAK TUTUR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PEDAGANG PERACANGAN DALAM MENERIMA DAN MENOLAK PEMBELI DITINJAU DARI FUNGSI DAN MODUS TUTURAN DI PASAR TANJUNG
Abstract
Pasar merupakan tempat umum, banyak masyarakat dari berbagai daerah beraktivitas di
sana. Keadaan tersebut berakibat pada beraneka raganya jenis tindak tutur yang muncul.
Banyaknya masyarakat pendatang dari berbagai daerah berakibat pada beraneka ragam jenis
tuturan dalam berkomunikasi. Berdasarkan keadaan tersebut maka menarik dilakukan penelitian
di lingkungan pasar. Pasar yang menjadi lokasi penelitian yaitu Pasar Tanjung, dipilih Pasar
Tanjung karena bahasa yang sering digunakan dalam percakapan antara pedagang dan pembeli
yaitu bahasa Indonesia yang tidak formal, maksudnya menggunakan bahasa Indonesia yang
belum baik dan benar, sehingga dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut untuk menambah
wawasan keilmuan peneliti.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
dilakukan terhadap pedagang peracangan di Pasar Tanjung Jember. Banyak toko peracangan
yang diteliti adalah 5 toko, dan kegiatan pengumpulan datanya dilakukan selama 1 bulan.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara dengan
analisis datanya melalui kegiatan reduksi data, penyajian data serta menarik simpulan.
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa, strategi tindak tutur
langsung pedagang peracangan dalam menerima pembeli dilakukan dengan cara, pedagang
peracangan menerima permintaan pembeli namun dibatasi. Kemudian untuk strategi tindak tutur
langsung pedagang peracangan dalam menolak pembeli dilakukan dengan cara, pedagang
peracangan tidak merubah keputusan untuk menurunkan harga sesua permintaan pembeli dengan
kalimat singkat tetapi jelas maksudnya, dan tidak memikirkan perasan lawan bicaranya. Pada
strategi tindak tutur tidak langsung pedagang peracangan dalam menerima pembeli dilakukan
dengan cara, pedagang peracangan tidak menerima langsung permintaan pembeli namun
berusaha menarik minat pembeli dengan memberikan promo-promo berhadiah, dengan cara
tersebut dapat mempengaruhi pembeli untuk membeli barang walaupun pada dasarnya harga
barang masih normal. Kemudian untuk strategi tindak tutur tidak langsung pedagang peracangan
dalam menolak pembeli dilakukan dengan cara pedagang peracangan menolak permintaan
pembeli secara tidak langsung tetapi mengalihkan dengan kalimat yang lebih halus. Pedagang
peracangan memilih menggunakan kalimat yang lebih sopan dan tidak melukai perasaan lawan
bicaranya.
Pada strategi tindak tutur langsung menerima sebagian besar fungsi tuturannya tergolong
dalam fungsi konvivial. Kemudian untuk modus tuturannya sebagian besar modus tuturannya
tergolong dalam modus obliglatif. Selanutnya pada strategi tindak tutur langsung menolak
sebagian besar fungsi tuturannya tergolong dalam fungsi kolaboratif. Kemudian untuk modus
tuturannya sebagian besar modus tuturannya tergolong dalam modus imperatif. Pada strategi
tindak tutur tidak langsung menerima masih sama seperti strategi tindak tutur langsung
menerima, dimana sebagian besar fungsi tuturannya tergolong dalam fungsi konvivial.
Kemudian untuk modus tuturannya sebagian besar modus tuturannya tergolong dalam modus
desideratif. Serta yang terakhir pada strategi tindak tutur tidak langsung menolak juga masih
sama seperti strategi tindak tutur langsung menolak dengan sebagian besar fungsi tuturannya
tergolong dalam fungsi kolaboratif. Selanjutnya untuk modus tuturannya sebagian besar modus
tuturannya tergolong dalam modus imperatif.