PENDUGAAN AKUMULASI GAS METANA DI TPA TAMAN KROCOK KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN METODE SELF POTENTIAL
Abstract
Gas Metana merupakan gas yang berasal dari penguapan air lindi di TPA
Taman Krocok Kabupaten Bondowoso, dimana lindi merupakan cairan sampah
organik yang telah membusuk sehingga gas metana dapat berasosiasi dengan lindi.
Gas metana keberadaannya di TPA Taman Krocok dapat diketahui dengan
menggunakan metode self potential dengan konfigurasi leaf frog. Penelitian ini
dilakukan untuk menentukan posisi dan kedalaman gas metana di setiap zona
tumpukan sampah TPA. TPA Taman Krocok memiliki 4 zona tumpukan sampah
(tinggi 3-5 meter), setiap zona terdiri dari beberapa lintasan dan setiap lintasan terdiri
dari beberapa titik pengamatan, spasi antar lintasan dan antar titik memiliki jarak 2
meter. Pemodelan geometri berbentuk bola dilakukan untuk mengukur kedalaman
gas metana. Sebelum melakukan pemodelan geometri berbentuk bola terlebih dahulu
melakukan pemotongan melintang di daerah anomali yang terbentuk pada setiap
zona.
Hasil penelitian yang dilakukan di TPA Taman Krocok menghasilkan 3 data
yaitu data nilai potensial, jarak dan data GPS. Nilai potensial dan jarak diolah dengan
surfer for windows 8.0 untuk menunjukkan kontur ekuipotensial yang dihasilkan.
Kontur ekuipotensial menunjukkan adanya perbedaan warna yang berasal dari
perbedaan nilai potensial dari masing-masing lintasan. Kontur ekuipotensial dan data
GPS yang dihasilkan dapat menentukan posisi keberadaan gas metana di TPA Taman
Krocok.
Penelitian dilakukan pada zona 1, 2, 3 dan 4 di TPA Taman Krocok
Kabupaten Bondowoso. Zona 1 dan zona 2 merupakan tumpukan sampah lama
sedangkan zona 3 dan 4 merupakan tumpukkan sampah basah. Pada zona 1 dan zona
2 terdiri dari 5 lintasan, setiap lintasan terdiri dari 10 titik pengamatan. Zona 3 dan 4
terdiri dari 3 lintasan, setiap lintasan memiliki 5 titik pengamatan.
Nilai potensial yang didapatkan pada penelitian ini yaitu zona 1 memiliki
nilai potensial antara -26,1 mV sampai 53,8 mV, zona 2 memiliki nilai potensial
antara -2,6 mV sampai 2 mV, zona 3 memiliki nilai potensial antara -9,1 mV sampai -
3 mV dan zona 4 memiliki nilai potensial antara -14 mV sampai 26 mV.
Kontur ekuipotensial yang diperoleh pada penelitian ini memiliki 6 daerah
anomali yang berasal dari empat dearah anomali di zona 1, satu daerah anomali di
zona 3 dan satu daerah anomali di daerah 4. Keenam daerah anomali tersebut
dipotong melintang dan dimodelkan berdasarkan pemodelan geometri berbentuk bola.
Keempat daerah anomali di zona 1 terletak di koordinat 07⁰ 53’ 12,9” LS dan 113⁰
52’ 41,7” dengan kedalaman masing-masing gas metana yang didapatkan yaitu 1,06
meter, 1,27 meter, 1,32 meter dan 1,57 meter. Anomali yang berada di zona 3 terletak
di koordinat 07⁰ 53’ 12,4” sampai 07⁰ 53’ 12,5” LS dan 113⁰ 52’ 39,6” sampai 113⁰
52’ 39,7 BT dengan kedalaman gas metana yaitu 1,86 meter. Sedangkan anomali
yang berada di zona 4 terletak di koordinat 07⁰ 53’13,2” sampai 07⁰ 53’13,3” LS dan
113⁰ 52’ 38,8 BT dengan kedalaman gas metana yaitu 1,32 meter.