EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEPUNG TEMPE KEDELAI TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGI VAGINA MENCIT (Mus musculus) STRAIN SWISS WEBSTER OVARIEKTOMI
Abstract
Vagina merupakan sistem reproduksi betina berbentuk tabung, memanjang dari serviks sampai vestibulum. Struktur histologi vagina dipengaruhi oleh kerja hormon estrogen yang berperan untuk meningkatkan prolifersi sel epitel tunika mukosa dan hipertrofi otot pada tunika muskularis.Defisiensi estrogen menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem reproduksi seperti pada wanita menopuse.Gangguan yang diakibatkan oleh defisiensi estrogen meliputi menurunnya kontraksi otot polos, struktur, terjadinya atrofi epitel dan penurunan kolagen.Gangguan tersebut dapat ditanggulangi dengan pemberian fitoestrogen.Fitoestrogen mampu berikatan dengan reseptor estrogen sehingga menimbulkan efek estrogenik.Salah satu sumber senyawa fitoestrogen adalah kedelai.Tempe yang dikenal sebagai produk hasil fermentasi kedelai dilaporkan mengandung senyawa isoflavon yang menyerupai struktur estrogen 17β-estradiol pada mamalia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tepung tempe kedelai terhadap mencit strain Swiss Webster ovariektomi sebagai model hewan yang mengalami defisiensi estrogen. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental murni dengan hewan uji berupa mencit betina strain Swiss Webster sebanyak 45 ekor yang dibagi menjadilima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (mencit normal tanpa ovariektomi dantanpa pemberian ekstrak tepung tempe kedelai), kontrol positif (mencit ovariektomitanpa pemberian ekstrak tepung tempe kedelai), kelompok perlakuan ekstrak tepungtempe kedelai D1 (0,21 g/ml/hari), D2 (0,42 g/ml/hari), dan D3 (0,63 g/ml/hari).Ekstrak tepung tempe kedelai diberikan selama 10, 20, dan 30 hari secara gavage. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi tebal epitel dan tunika muskularis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tepung tempe kedelaiselama 10, 20, dan 30 hari dapat dapat meningkatkan tebal epitel tunika
ix
mukosa dan tebal tunika muskularis. Nilai rata-rata tertinggi dijumpai pada dosis 0,63 g/ml/hari selama perlakuan 30 hari dengan teabal epitel 33,90 μm dan tebal tunika muskularis 90,20 μm