PENGARUH EKSTRAK FLAVONOID RENDAH NIKOTIN LIMBAH DAUN TEMBAKAU KASTURI (Nicotiana tabacum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA RONGGA MULUT
Abstract
Penyakit gigi dan mulut masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup
besar di Indonesia. Berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 terdapat 25,9% penduduk
Indonesia mengalami penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut tersebut
sebagian besar diakibatkan oleh infeksi mikroba, diantaranya bakteri Streptococcus
mutans, Porphyromonas gingivalis dan jamur Candida albicans. Salah satu upaya yang
digunakan untuk mengurangi mikroba yang merugikan dalam rongga mulut adalah
dengan obat kimia. Dampak negatif yang banyak ditimbulkan oleh obat kimia
menyebabkan masyarakat banyak beralih ke bahan alam. Penelitian tentang bahan alam
yang banyak dilakukan adalah tentang daun tembakau (Nicotiana tabaccum L). Daun
tembakau mengandung bahan aktif yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antijamur,
salah satunya adalah flavonoid. Daun tembakau juga memiliki kandungan nikotin yang
bersifat toksik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post test only control group design yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ekstrak flavonoid bebas nikotin limbah daun tembakau Kasturi
(Nicotiana tabaccum L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans,
Porphyromonas gingivalis, Candida albicans. Pengekstrakan flavonoid dilakukan
dengan metode hidrolisis dan refluks yang dimodifikasi, kemudian diencerkan hingga
konsentrasi 320 μg/mL, 160 μg/mL, dan 80 μg/mL menggunakan DMSO 0,25%.
Kontrol negatif adalah DMSO 0,25%, kontrol positif menggunakan Metronidazol 30
μg/mL pada bakteri Porphyromonas gingivalis, Tetrasiklin 30 μg/mL pada bakteri
Streptococcus mutans, dan Ketokonazol 0,5 μg/mL pada jamur Candida albicans. Uji
antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram (disc diffusion),
pada media TSA dengan 5% sheep blood untuk bakteri Porphyromonas gingivalis,
BHIA untuk bakteri Streptococcus mutans, dan SDA untuk jamur Candida albicans.
Kertas cakram dengan diameter 6 mm ditetesi dengan ekstrak dan kontrol positif
maupun negatif 20 μL tiap disc, ditempelkan pada media yang telah terdapat bakteri
inokulasi dan inkubasi pada suhu 37oC dalam suasana anaerobik selama 24 dan 48 jam.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat jangka sorong digital
sebanyak tiga kali oleh tiga orang pengamat, dan diambil rata-ratanya.
Hasil penelitian ini adalah ekstrak flavonoid rendah nikotin limbah daun
tembakau inkubasi 24 jam dengan konsentrasi 80 μg/mL memiliki zona hambat
terbesar pada pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis, Streptococcus mutans,
dan jamur Candida albicans jika dibandingkan dengan konsentrasi 320 μg/mL dan 160
μg/mL. Diameter zona hambat hasil dari inkubasi 48 jam semakin berkurang,
dikarenakan zona hambat sudah ditumbuhi mikroba. Data yang diperoleh dilakukan analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan homogenitas Levene,
dan menunjukkan data normal dan homogen (p>0,05). Uji ANOVA (p<0,05)
menunjukkan p<0,05, sehingga dilanjutkan dengan uji LSD (p<0,05) dan diketahui
beberapa kelompok konsentrasi pada masing-masing bakteri memiliki perbedaan yang
signifikan. Ekstrak flavonoid rendah nikotin limbah daun tembakau kasturi (Nicotiana
tabaccum L.) memiliki daya hambat yang lemah terhadap bakteri Streptococcus
mutans, daya hambat yang kuat terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis, serta daya
hambat yang lemah terhadap jamur Candida albicans. Konsentrasi ekstrak flavonoid
rendah nikotin yang paling efektif sebagai antimikroba terhadap bakteri Streptococcus
mutans, Porphyromonas gingivalis, dan jamur Candida albicans adalah 80 μg/mL.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]