dc.description.abstract | Hasil observasi pendahuluan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA
yang diajarkan masih menggunakan metode dan media yang sederhana dan
kurang bervariasi yaitu ceramah dan penggunaan buku cetak serta penugasan
saja sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan hanya sebagai proses
transfer pengetahuan dari guru kepada siswa, cara ini membuat siswa kurang aktif
dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah. Dengan
pembelajaran IPA melalui connected model berbasis PAKEM dapat memberikan
pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan
hasil belajar siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) bagaimana
peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan connected model berbasis
PAKEM pada siswa kelas V SDN Karangsono 4?; 2) bagaimanakah peningkatan
ketuntasan belajar IPA siswa melalui penerapan connected model berbasis
PAKEM pada siswa kelas V SDN Karangsono 4?. Tujuan dari penelitian ini
adalah: 1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
IPA melalui penerapan connected model berbasis PAKEM ; 2) untuk
meningkatkan ketuntasan belajar IPA melalui penerapan connected model
berbasis PAKEM.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangsono 4 Kecamatan
Bangsalsari Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang terdiri dari prasiklus, siklus I
dan siklus II. Pada 2 siklus tersebut dilakukan dengan 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
V dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 12 perempuan.
Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu: aktivitas siswa dan ketuntasan belajar,
berturut-turut menggunakan rumus:
ix
A
Pa
dan
%100x
N
n
E
.
%100x
N
Dari analisis data hasil penelitian untuk aktivitas siswa diperoleh
persentase aktivitas siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II, secara
berurutan yaitu 65,9% (kategori aktif) dan 86,4% (kategori sangat aktif). Dari
analisis data hasil belajar diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal dan
individu yaitu terdiri dari prasiklus sebesar 13,64% (kategori belum tuntas secara
klasikal)dengan 3 siswa tuntas dan 19 siswa belum tuntas; siklus I sebesar 72,73%
(kategori tuntas secara klasikal) dengan 16 siswa tuntas dan 6 siswa belum tuntas;
dan siklus II sebesar 81,82% (kategori tuntas secara klasikal) dengan 18 siswa
tuntas dan 4 siswa belum tuntas. Dari hasil analisis tersebut terlihat persentase
pada setiap siklus mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA melalui penerapan connected model berbasis PAKEM
mengalami peningkatan dan termasuk pada kategori aktivitas siswa yang aktif; (2)
ketuntasan belajar IPA melalui penerapan connected model berbasis PAKEM
dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Karangsono
4 Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Saran yang dapat saya sampaikan
adalah: a) dalam melasanakan kegiatan belajar mengajar hendaknya menggunakan
media pembelajaran yang tepat dan sesuai agar siswa memperoleh hasil belajar
yang maksimal; b) memperhatikan bahwa peneliti ini memperoleh hasil yang
positif, maka untuk guru kelas yang lain dapat menggunakan model pembelajaran
lainnya yang sesuai dengan pembelajaran IPA yang akan disampaikan. | en_US |