MODEL PENGEMBANGAN TATA NIAGA GULA BERBASIS KESEJAHTERAAN PETANI TEBU
Abstract
Implementasi kebijakan tata niaga gula yang berlaku saat ini belum mampu mensejahterakan petani tebu. Penyebabnya adalah terjadinya peredaran gula kristal rafinasi (GKR) ke pasar konsumsi secara bebas sehingga menghambat pasar gula kristal putih (GKP) yang bersumber dari tebu petani. Rembesan gula rafinasi juga menyebabkan distribusi gula antar pulau khususnya ke wilayah Indonesia Timur tidak dapat berjalan lancar. Di sisi lain keputusan pemerintah yang mengijinkan impor pada saat stok gula petani melimpah berdampak pada harga gula petani. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengembangan tata niaga gula berbasis pada kesejahteraan petani tebu. Data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan tata niaga gula yang berlaku saat ini perlu ada pembenahan karena belum berdampak terhadap kesejahteraan petani tebu. Relasi antara petani tebu, pabrik gula, asosiasi dan pemerintah secara tidak langsung ikut mempengaruhi pendapatan petani tebu. Oleh karena itu perlu ada model pengembangan tata niaga gula yang dapat dijadikan model alternatif bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan tata niaga gula agar tidak merugikan petani tebu sehingga bisa mensejahterakan petani tebu.
Collections
- LRR-Hibah Bersaing [348]