ESTIMASI SEBARAN PMP (PROBABLE MAXIMUM PRECIPITATION) DAN CURAH HUJAN RANCANGAN DI SUB DAS KELAPA SAWIT KABUPATEN BONDOWOSO
Abstract
Salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang rawan terhadap bencana adalah Kabupaten Bondowoso. Ditinjau dari karakteristik geologi, topografi, jenis tanah dan pola pemanfaatan lahan, wilayah Kabupaten Bondowoso termasuk sebagai kawasan rawan terhadap terjadinya bencana alam, khususnya banjir dan longsor. Bencana banjir di Kabupaten Bondowoso terjadi hampir setiap tahun. Bencana banjir terbesar terjadi pada tahun 2008.
Sub DAS Kelapa Sawit dengan luas 694,402 km2 merupakan deliniasi dari DAS Sampean Baru yang berada di Kabupaten Bondowoso. Dengan kondisi DAS yang termasuk curam menyebabkan limpasan permukaan yang besar saat terjadi hujan dan mengikis sepanjang garis daerah aliran sungainya. Dengan curah hujan yang sangat tinggi aliran pada DAS ini dapat membawa material-material besar yang menyebabkan longsor di bagian hulu dan mengakibatkan banjir di bagian hilir sungai.
Salah satu cara untuk mengantisipasi limpasan permukaan diperoleh dengan mengetahui data pengukuran dan pencatatan unsur iklim maupun cuaca seperti curah hujan maksimum dan pola penyebaran spasialnya. Untuk kondisi wilayah di mana data meteorologi sangat kurang atau perlu perkiraan hujan maksimum secara cepat dapat digunakan suatu metode perkiraan dengan menggunakan PMP (Probable Maximum Precipitation) (RNSI, 2012). Dalam pemenuhan kebutuhan data hujan maksimum pada seluruh wilayah sebagai estimasi banjir di Sub DAS Kelapa Sawit, tugas akhir ini akan melakukan perhitungan PMP dan Curah Hujan Rancangan dengan kala ulang 20, 50, 100 dan 200 tahun menggunakan bantuan sebaran analisis.
Berdasarkan data dari Balai PSAWS Kabupaten Bondowoso jumlah stasiun curah hujan yang dapat digunakan dalam tugas akhir ini berjumlah 20 stasiun yang tersebar di seluruh wilayah Sub DAS Kelapa Sawit. Dari 20 stasiun hujan tersebut diambil data curah hujan harian maksimum tahunan untuk periode waktu 1 hari, 1-2 hari, 1-3 hari untuk setiap stasiun. Curah hujan harian maksimum tahunan dengan beberapa periode waktu kemudian dilakukan uji pemeriksaan curah hujan harian maksimum tahunan kurang dari 20 mm dan curah hujan harian maksimum tahunan lebih dari 200 mm. Hasil dari uji pemeriksaan curah hujan harian maksimum tahuan ini didapat stasiun yang lolos berjumlah 18 stasiun curah hujan.
Analisis yang digunakan untuk menguji PMP menggunakan metode Hersfield yang menghasilkan curah hujan perkiraan di daerah Sub DAS KelapaSawit untuk periode waktu curah hujan maksimum 1 hari berkisar antara 369,003 s/d 925,952 mm/hari, untuk nilai curah hujan maksimum durasi waktu 2 hari berkisar antara 460,054 s/d 1232,963 mm/hari dan untuk curah hujan maksimum durasi waktu 3 hari berkisar antara 616,078 s/d 1461,961 mm/hari. Sedangkan untuk besarnya nilai curah hujan rancangan dengan durasi waktu selama 1, 2 dan 3 hari untuk kala ulang 20 tahun nilai curah hujan tertinggi berkisar antara 198,863 mm – 317,448 mm; untuk kala ulang 50 tahun berkisar antara 266,068 mm – 394,378 mm; untuk 100 tahun berkisar antara 384,907 mm - 461,985 mm dan untuk kala ulang 200 berkisar antara 460,491 mm – 547,306 mm.
Secara umum pola sebaran PMP dan Curah Hujan Rancangan untuk durasi waktu 1, 2 dan 3 hari menujukkan pola sebaran hujan yang tidak merata dan relatif terpusat pada nilai intensitas curah hujan yang tertinggi. Hasil analisis spasial menunjukkan pusat wilayah hujan dengan intensitas tertinggi domain terjadi di DAS Bagian Utara dimana topografinya berupa pegunungan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]