Show simple item record

dc.contributor.advisorHadnyanawati, Hestieyonini
dc.contributor.advisorWidi E. Y, Ristya
dc.contributor.authorWIDYASTUTI, RETNO
dc.date.accessioned2016-09-01T02:35:09Z
dc.date.available2016-09-01T02:35:09Z
dc.date.issued2016-09-01
dc.identifier.nim121610101066
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76871
dc.description.abstractTahun 2013, Riset Kesehatan Dasar menunjukkan Jawa Timur menduduki urutan pertama dengan masalah gigi dan mulut (Riskesdas, 2013). Masalah gigi dan mulut dapat dicegah dan diatasi melalui program promosi kesehatan gigi dan mulut, yaitu penyuluhan dengan mengedepankan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut (Kementerian Kesehatan, 2012). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dapat diberikan melalui beberapa metode, yaitu metode ceramah, metode bermain, dan metode – metode lainnya (Herijulianti, 2002). Ceramah merupakan salah satu metode penyuluhan yang praktis dan mudah diterapkan di mana saja, tetapi metode ini memiliki beberapa kekurangan yaitu, dapat terjadi perbedaan materi penyuluhan yang disampaikan oleh satu penyuluh dengan penyuluh yang lain karena metode ceramah mengandalkan ingatan seseorang, dan memerlukan alat bantu seperti poster atau alat peraga untuk mendukung kegiatan penyuluhan tersebut, karena apabila penyuluhan dilakukan dengan ceramah saja, akan menimbulkan kejenuhan responden. Terobosan metode diperlukan dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan minat dan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak usia sekolah, karena kelompok usia sekolah mudah jenuh dengan metode penyuluhan yang hanya mengandalkan ceramah saja (Hamdalah, 2013). Salah satunya dengan menggunakan metode audio visual dengan media elektronik, yaitu komputer (Notoatmodjo, 2012). Komputer sebagai media penyampaian materi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dapat ditambahkan dengan suatu aplikasi, yaitu Adobe Flash Player. Adobe Flash Player, merupakan jenis perangkat lunak multimedia yang dapat diberi tambahan gambar, video animasi sederhana dan dapat disambungkan dengan situs pencari seperti Mozilla Firefox atau dengan windows (Adobe, 2014). Studi pendahuluan dengan menggunakan kuesioner telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalisat, sebanyak 32 siswa. Hasilnya sebanyak 43,8% siswa menjawab kurang memahami bagaimana cara merawat gigi dan mulut yang baik dan hanya 9,4% siswa yang benar menjawab mengenai bagian – bagian gigi, serta sebagian besar siswa enggan untuk berkunjung ke dokter gigi karena belum memahami proses terjadinya karies, dan hasil studi pendahuluan juga menunjukkan terdapat 90,62% siswa menggunakan komputer. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar siswa mampu menggunakan komputer. Studi pendahuluan tersebut, menunjukkan bahwa perlu diadakan kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalisat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyuluhan dengan metode aplikasi Adobe Flash Player dibanding metode ceramah. Penelitian ini menggunakan jenis Quasi Eksperiment Design, dengan rancangan “Non Randomized Control Group, Pre test - Post test Design”, dan survei cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kalisat berjumlah 223 siswa. Sampel penelitian adalah seluruh populasi. Alat ukur tingkat pengetahuan dalam penelitian yaitu, kuesioner dengan skoring yaitu, salah = 0, dan benar = 1 sebagai metode pengukurannya. Sample dibagi menjadi dua kelompok, 116 siswa untuk kelompok ceramah dan 107 untuk kelompok aplikasi Adobe Flash Player. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa nilai selisih post test terhadap pre test kelompok ceramah lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pada kelompok aplikasi Adobe Flash Player. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov, membuktikan bahwa data berdistribusi tidak normal. Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan Wilcoxon, dengan hasil nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penyuluhan diberikan. Hasil uji beda antara kelompok ceramah dan kelompok aplikasi Adobe Flash Player dengan menggunakan uji statistika Mann Whitney, menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara kelompok yang diberikan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut yang menggunakan metode ceramah dengan kelompok yang menggunakan metode aplikasi Adobe Flash Player. Aplikasi Adobe Flash Player dapat dijadikan alternatif penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, apabila metode ceramah dirasa kurang efektif.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAPLIKASI ADOBE FLASH PLAYERen_US
dc.subjectPENYULUHANen_US
dc.subjectCERAMAHen_US
dc.subjectPENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUTen_US
dc.subjectSISWA SMP NEGERIen_US
dc.titlePENYULUHAN DENGAN APLIKASI ADOBE FLASH PLAYER DIBANDING CERAMAH DALAM PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SMP NEGERI 1 KALISATen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record