PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) TERHADAP KEKERASAN GIGI MOLAR TIKUS NEONATAL GENERASI PERTAMA (F1)
Abstract
Monosodium glutamat (MSG) merupakan penyedap masakan yang banyak digunakan di masyarakat. Di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Thailand, dan Taiwan konsumsi MSG tergolong cukup tinggi termasuk di Indonesia. Beberapa komite kesehatan internasional telah merekomendasikan keamanan MSG, akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan MSG memiliki efek toksik. Monosodium glutamat menyebabkan ketidakseimbangan hormon pertumbuhan yang mengakibatkan pembentukan gigi dan mineralisasi tidak normal. Keadaan tersebut mempengaruhi kekerasan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikus wistar (R. norvegicus) selama masa bunting dan laktasi terhadap kekerasan gigi molar tikus neonatal yang dilahirkan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Terdapat 3 kelompok penelitian, yaitu tikus neonatal dari induk yang tidak diberikan MSG (kontrol), tikus neonatal dari induk yang diberi MSG peroral setiap hari mulai hari ke-5 tikus bunting sampai partum, dan tikus neonatal dari induk yang diberikan MSG peroral setiap hari mulai hari ke-5 tikus bunting sampai masa laktasi yakni sampai hari ke-21 setelah partum. Tikus neonatal dilakukan dekapitasi pada hari ke-21 postnatal pada masing- masing kelompok dengan teknik cervical dislocation. Masing-masing kelompok diambil 5 tikus neonatal jantan. Rahang bawah kiri tikus diambil lalu dilakukan pemotongan pada bagian distal rahang dan bagian insisif, spesimen diletakkan pada resin akrilik yang diletakkan pada pipa dengan diameter 2 cm dan tinggi 1 cm. Kemudian dilakukan uji kekerasan dengan alat Microhardness Vickers.
Hasil pengujian kekerasan menunjukkan nilai rata-rata kekerasan gigi molar pertama tikus neonatal pada kelompok kontrol sebesar 309,1 HV, kelompok MSG selama periode bunting sebesar 242,7 HV, dan kelompok MSG selama periode bunting dan laktasi sebesar 238,3 HV. Pengujian menggunakan One Way ANOVA didapatkan P=0,000 (P<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna. Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan P=0,000 (P<0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok 2 dan 3 dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 2 dengan kelompok 3 dengan hasil P=0,753 (P> 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian monosodium glutamat pada induk betina tikus wistar (R. norvegicus) selama bunting dan laktasi menurunkan kekerasan gigi molar tikus neonatal yang dilahirkan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]