dc.description.abstract | Pada bulan Juli 1959, secara resmi Presiden Soekarno membacakan sebuah
dekrit pada tanggal 5 Juli 1959 yang menandai dimulainya babak sejarah baru dalam
sejarah bangsa Indonesia yaitu Demokrasi Terpimpin. Pada masa Demokrasi
Terpimpin parlemen sudah tidak mempunyai kekuatan yang nyata, sementara itu
partai-partai lainnya dihimpun oleh soekarno dengan menggunakan suatu ikatan kerja
sama yang didominasi oleh sebuah ideologi. Partai-partai tersebut tidak dapat lagi
menyuarakan gagasan dan keinginan kelompok-kelompok yang diwakilinya. Partai
politik juga tidak mempunyai peran besar dalam pentas politik Nasional dalam awal
tahun Demokrasi Terpimpin. Partai politik seperti NU dan PNI dapat dikatakan
pergerakannya dilumpuhkan karena ditekan oleh presiden yang menuntut agar
mereka menyokong apa yang telah dilakukan olehnya.
Pada saat Demokras Terpimpin dimulai Nahdatul Ulama tidak menunjukkan
sikap tegasnya dalam menolak atau menerima konsep demokrasi terpimpin yang
digagas oleh Soekarno. Hal ini berbeda dengan Masyumi dan Partai Katolik yang
menolak dengan keras gagasan Soekarno. Di sisi lain Nahdatul Ulama merupakan
kekuatan politik Islam yang diperhitungkan pada masa Demokrasi Terpimpin,
kekuatan politiknya hanya sebatas untuk berpartisipasi dan melindungi kepentingan
serta basis massanya. Nahdatul Ulama mampu berdiri di tengah-tengah tiga penguasa
Demokrasi Terpimpin, yaitu Soekarno, Militer dan PKI. Dalam kondisi seperti itu
Nahdatul Ulama masih harus menghadapi ancaman dari lawan politiknya yaitu PKI.
Ketegangan ini terjadi di pedesaan yang merupakan basis wilayah massa kedua partai tersebut. Hubungan antara kaum muslimin di pedesaan dengan para anggota komunis
juga diwarnai oleh prasangka dan kebencian yang meledak dalam bentuk bentrokan
dan kekerasan fisik pada tahun1964 dan tahun 165. Dimana ketika PKI melakukan
aksi sepihak untuk melaksanakan Land reform.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana
konsep dan pandangan pada masa Demokrasi Terpimpin? (2) Bagaimana persaingan
dan kerja sama politik NU pada masa Demokrasi Terpimpin? (3) Bagaimana akhir
dari Partisipasi NU pada masa Demokrasi Terpimpin? . Sedangkan tujuan yang ingin
dicapai oleh penulis adalah: (1) Ingin mendeskripsikan konsep dan pandangan masa
Demokrasi Terpimpin; (2) Ingin menganalisis dan mendeskripsikan persaingan dan
kerja sama politik NU pada masa Demokrasi Terpimpin; (3) Ingin mengkaji akhir
dari partisipasi NU pada masa Demokrasi Terpimpin. Diharapkan karya tulis ini
memberikan manfaat sebagai berikut : (1) bagi penulis, penelitian ini merupakan
pengalaman yang berharga untuk menambah pemahaman materi sejarah nasional
Indonesia khususnya peranan NU dalam Politik Indonesia pada masa Demokrasi
Terpimpin; (2) bagi pembaca, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang peranan Nahdatul Ulama
dalam Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin tahun 1969-1965; (3) bagi
pengurus wilayah NU, merupakan sumbangan pemikiran dan referensi tentang
peranan Nahdatul Ulama dalam Politik di Indonesia Pada Masa Demokrasi
Terpimpin tahun 1959-1965 ; (4) bagi umat NU, penelitian ini mampu menjadi acuan
untuk perkembangan NU ke depannya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari
kegiatan heuristik, kritik, intrepretasi, historiografi. Dengan pendekatan sosiologi dan
teori pembuatan kebijakan
Hasil dari pembahasan ini adalah dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Peranan Nahdatul Ulama dalam politik Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
tahun 1959-1965 tidak hanya mampu menjadi partai politik saja, akan tetapi Nahdatul
Ulama juga melakukan kerjasama dengan pemeran Demokrasi Terpimpin lainnya seperti salah satunya dengan Angkatan Darat hubungan yang terjalin dimulai sejak
masa revolusi kemerdekaan. Pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang dipelopori oleh
Nahdatul Ulama untuk memenangkan kemerdekaan. Suatu hubungan kerjasama
antara pimpinan Angkatan Darat dan pimpinan Nahdatul Ulama yang terjalin pada
awal demokrasi terpimpin karena adanya persamaan antara Nahdatul Ulama dengan
Angkatan Darat dalam kurun waktu Demokrasi Terpimpin adalah keinginan
keduanya untuk membendung sekecl mungkin pengaruh PKI.
Kesimpulan yang dapat diambil secara garis besar dalam penelitian ini adalah
Dari hasil penelitian mengenai peranan Nahdatul Ulama dapat diperoleh suatu
kesimpulan bahwa meskipun Nahdatul Ulama berdiri di tengah-tengah tiga kekuasaan
pada masa Demokrasti Terpimpin waktu itu. Nahdatul Ulama juga mampu menjadi
kekuatan politik Islam dan partai politik Islam yang diperhtungkan pada masa
Demokrasi Terpimpin. Selain itu Nahdatul Ulama juga bisa memainkan
perananannya pada masa Demokrasi Terpimpin dengan menjalin hubungan baik dan
kerja sama dengan beberapa pemeran dan salah satu dari tiga kekuatan yang dimiliki
pada masa demokrasi terpimpin yaitu Angkatan Darat.
Saran penulis kepada pembaca, semoga dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan tentang sejarah berdirinya NU beserta peranannya dalam politik demokrasi terpimpin | en_US |