dc.description.abstract | Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif sendi yang bersifat
kronik dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, yaitu mencapai 15,5%
pada pria dan 12,7% pada wanita. Terapi yang sering digunakan untuk
penanganan penyakit ini adalah Natrium diklofenak yang termasuk dalam
golongan obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS). Natrium diklofenak
merupakan obat yang cepat terabsorbsi tetapi memiliki bioavailabilitas sistemik
rendah dan waktu paruh biologis yang pendek yaitu hanya 1–2 jam, sehingga
membutuhkan frekuensi pemberian berulang untuk mempertahankan konsentrasi
obat di dalam tubuh. Natrium diklofenak sebagai obat AINS memiliki efek
samping yaitu menyebabkan gangguan pada daerah gastrointestinal berupa
ulserasi peptikum dan perdarahan saluran pencernaan.
Sediaan controlled release oral (obat oral dengan sistem pelepasan
terkontrol) dapat mempertahankan obat dalam saluran pencernaan dalam jangka
waktu yang lama, dengan pelepasan sedikit demi sedikit sehingga dapat
mengurangi efek samping yang ditimbulkan. Hollow microspheres merupakan
salah satu teknologi farmasi dalam sistem penghantaran obat terkontrol dalam
bentuk multiple unit. Manfaat hollow microspheres yaitu dapat meningkatkan
bioavailabilitas bahan aktif dan mengontrol pelepasan suatu bahan aktif dalam
jangka waktu yang lama, sistem ini memiliki kemampuan mengapung di dalam
saluran pencernaan akibat densitas sistem yang lebih kecil dibandingkan densitas
cairan saluran pencernaan. Preparasi hollow microspheres dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan metode emulsion solvent evaporation dengan kombinasi
polimer hidroksipropil metilselulosa (HPMC) sebagai polimer hidrofilik dan etil
selulosa sebagai polimer hidrofobik. Kombinasi polimer HPMC dan etil selulosa bertujuan untuk meningkatkan waktu tinggal obat di dalam saluran pencernaan,
mengontrol pelepasan obat dan mencegah terjadinya ledakan dosis obat di dalam
tubuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi terbaik
konsentrasi HPMC dan etil selulosa yang digunakan dengan respon berupa nilai
entrapment efficiency, yaitu banyaknya obat yang dapat terjerap di dalam hollow
microspheres. Nilai entrapment efficiency yang didapatkan diolah menggunakan
metode desain faktorial dengan bantuan software design expert versi trial 9.0.6.
sehingga didapatkan satu formula optimum. Formula optimum dengan nilai
entrapment efficiency tertinggi dikarakterisasi meliputi nilai buoyancy, nilai yield,
analisis ukuran dan morfologi partikel menggunakan SEM, serta identifikasi
pembentukan kompleks menggunakan spektroskopi FTIR.
Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi HPMC dan etil selulosa
memiliki pengaruh terhadap nilai entrapment efficiency hollow microspheres
natrium diklofenak yang dihasilkan dilihat berdasarkan nilai efek faktor.
Konsentrasi HPMC dan etil selulosa memberikan efek positif pada respon yang
artinya semakin besar konsentrasi polimer yang digunakan maka dapat
meningkatkan nilai entrapment efficiency dari hollow microspheres natrium
diklofenak, namun pengaruh konsentrasi etil selulosa lebih dominan dibandingkan
HPMC. Interaksi antara keduanya memiliki efek dapat menurunkan nilai
entrapment efficiency jika penggunaan kedua konsentrasi melebihi batas
pengunaan optimum.
Kombinasi optimum polimer yang digunakan pada konsentrasi HPMC dan
etil selulosa untuk memperoleh nilai entrapment efficiency sebesar 80,480%
adalah 200 mg untuk HPMC dan 800 mg untuk etil selulosa. Keberhasilan
pembuatan hollow microspheres natrium diklofenak terlihat dari nilai entrapment
efficiency yang dihasilkan sebesar 81,450%, nilai buoyancy 86,713% dan nilai
yield 82,907%. Kisaran ukuran partikel yang didapatkan sebesar 110,334 μm dan
analisis menggunakan FTIR yang menunjukkan tidak adanya interaksi
pembentukan kompleks pada hollow microspheres natrium diklofenak antara obat
natrium diklofenak dengan polimer HPMC dan etil selulosa | en_US |