FREKUENSI PENGGANTIAN SIKAT GIGI ANAK DALAM SETAHUN PADA SISWA KELAS IV DAN V SDN JEMBER KIDUL 04 TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI
Abstract
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan pada masyarakat
adalah karies gigi. Karies tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula
terjadi pada anak. Hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun 2007
menyebutkan bahwa, 75% gigi masyarakat Indonesia mengalami karies, tetapi yang
memiliki motivasi untuk menambal gigi berlubang hanya 1,6% dan 43% belum
memeriksakan giginya.
Data dari Pengurus Besar PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)
menyebutkan bahwa 89% penderita gigi berlubang adalah anak-anak usia dibawah 12
tahun yang merupakan usia anak prasekolah hingga sekolah dasar. Survey
Departemen Kesehatan pada Kesehatan Rumah Tangga (KRT) tahun 2001
menunjukkan bahwa prevalensi karies aktif pada penduduk anak usia 10 sampai 12
tahun adalah 52% yang belum ditangani dari 71,2% penduduk yang pernah
mengalami karies gigi. Anak usia 10 sampai 12 tahun umumnya merupakan siswa
kelas IV sampai VI sekolah dasar.
Karies gigi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mikroorganisme, substrat,
host dan waktu. Karies terjadi bila keempat faktor tersebut ada. Faktor lain yang
dapat mendukung terjadinya karies adalah usia, pola jajan dan minuman, jenis
kelamin, gaya hidup dan oral hygine. Oral hygine dapat diperbaiki dengan cara
melakukan pembersihan gigi secara rutin.
Sikat gigi merupakan salah satu alat mekanis yang dianggap paling efektif
untuk membersihkan plak yang menempel pada gigi. Efektivitas menyikat gigi
tergantung pada bentuk sikat gigi, metode, frekuensi dan lamanya menyikat gigi Salah satu hal penting dalam menyikat gigi adalah rutin mengganti sikat gigi setiap
tiga bulan sekali agar sikat gigi tersebut tidak kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi dengan baik.
Sehubungan dengan pendapat di atas, maka frekuensi penggantian sikat gigi
dalam membersihkan gigi dan mulut merupakan bentuk perilaku yang akan
mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut, dimana akan
mempengaruhi juga angka karies dan penyakit periodontal. Nilai kebersihan gigi dan
mulut penting untuk diketahui tiap individu, hal tersebut berperan dalam upaya
pencegahan terhadap terjadinya karies.
Penelitian tentang frekuensi penggantian sikat gigi jarang sekali dilakukan,
sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan frekuensi penggantian sikat
gigi anak dalam setahun terhadap kebersihan mulut dan prevalensi karies gigi. Alasan
memilih SDN Jember Kidul 04 sebagai tempat penelitian, karena sekolah tersebut
merupakan salah satu sekolah yang belum pernah dilakukan penelitian tentang status
karies, kebersihan gigi dan mulut serta tidak memiliki program UKGS, padahal SDN
Jember Kidul 04 terletak di daerah perkotaan dan dekat dengan puskesmas tetapi
belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang baik. Penelitian dilakukan pada
siswa usia 10-12 tahun yaitu kelas IV dan V tahun ajaran 2015-2016.
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di SDN Jember Kidul 04
Kec.Kaliwates Jember pada bulan November 2015 sampai Januari 2016. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan Total Sampling atau sampling
jenuh. Sampel penelitian adalah keseluruhan siswa kelas IV dan V SDN Jember
Kidul 04 Kec.Kaliwates Jember. Penelitian dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan karies gigi sulung dan gigi permanen menggunakan indeks def-t dan
DMF-T, pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan indeks OHI-S
serta pembagian kuisioner yang diisi oleh orang tua atau wali murid untuk
mengetahui frekuensi penggantian sikat gigi anak dalam setahun.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]