ANALISIS MISKONSEPSI IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SDN KEBONSARI 04 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Abstract
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kebonsari 04 tahun pelajaran
2015/2016 yang terdiri dari 31 siswa. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif. Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan instrumen,
wawancara awal, pengamatan, pelaksanaan tes diagnostik, wawancara akhir, analisis
data, dan menarik kesimpulan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi,
tes (tes diagnostik) dan wawancara. Data yang dikumpulkan berupa analisis jawaban
siswa terhadap tes diagnostik (data kuantitatif), hasil wawancara awal dengan guru,
serta hasil wawancara akhir dengan guru dan siswa (data kualitatif). Soal tes
diagnostik yang diberikan ada 10 butir soal dengan adanya soal perpoin setiap
butirnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (a) miskonsepsi yang dialami siswa kelas
V SDN Kebonsari 04 Tahun Pelajaran 2015/2016 materi sifat-sifat cahaya terjadi
pada setiap butir soal yang terdiri dari beberapa poin dengan persentase berbeda tiap
poinnya. Persentase miskonsepsi tertinggi terdapat pada soal nomor tiga poin a
tentang konsep hubungan cahaya dengan proses melihat yaitu sebesar 85,19%.
Kategori miskonsepsi terendah terdapat pada konsep sifat-sifat cahaya soal nomor
satu poin a persentase 7,41%, sama dengan cahaya dapat diuraikan soal nomor dua
poin b, dan cahaya merambat lurus soal nomor tujuh, serta pemantulan cahaya soal
nomor sembilan poin b. (b) penyebab miskonsepsi yang dialami siswa berasal dari
siswa sendiri, dari guru serta cara mengajar guru, dan buku.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu (a.) bagi peneliti, diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam melakukan Penelitian Deskriptif
tentang analisis miskonsepsi guna menambah pengetahuan bagi peneliti lain. (b) bagi
Guru Sekolah Dasar, diharapkan setelah dilaksanakan penelitian tentang miskonsepsi
yang dialami siswa pada materi tertentu, guru lebih memperhatikan prakonsepsi siswa
dan lebih menguasai bahan pembelajaran (materi). Guru juga dapat menggunakan
media yang bervariasi dan menerapkan metode yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. (c) bagi Kepala Sekolah, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk mengadakan dan/atau mengikutsertakan para guru pada
pelatihan-pelatihan tentang metode pembelajaran dan membuat media pembelajaran
untuk meningkatkan mutu kualitas sekolah. (d) bagi peneliti lain, diharapkan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang miskonsepsi pada konsep-konsep IPA lain
atau metode pembelajaran untuk menghilangkan miskonsepsi, dan dalam melakukan
penelitian yang sama diwajibkan untuk melakukan wawancara terhadap siswa selain
melakukan tes diagnostik.