Show simple item record

dc.contributor.advisorSugiarti, Titik
dc.contributor.advisorYuliati, Nanik
dc.contributor.authorMaulidina, Auliya Ghulam
dc.date.accessioned2016-08-15T07:55:06Z
dc.date.available2016-08-15T07:55:06Z
dc.date.issued2016-08-15
dc.identifier.nim120210204081
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76463
dc.description.abstractBerdasarkan observasi di SDN Kebonsari 03 Jember, banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep dasar geometri. Siswa juga masih belum mengerti tentang unsur-unsur bangun ruang, ketika ditanya mengenai unsur-unsur bangun ruang siswa bisa menyebutkan unsur-unsurnya tapi belum bisa menunjukkan mana yang termasuk rusuk, sisi, maupun titik sudut. Guru juga masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, seperti ceramah dan penugasan. Selain itu, dalam pembelajaran mengenai unsur-unsur bangun ruang guru mengajarkannya dengan membaca materi di buku saja sehingga siswa tahu bukan dari pemikirannya sendiri melainkan membaca dari buku tanpa mengetahui asal-usulnya. Fase-fase pembelajaran van hiele juga belum diterapkan dalam pembelajaran geometri khususnya unsur-unsur bangun ruang, hal tersebut akan mempermudah siswa dalam memahami unsur-unsur bangun ruang karena dalam pembelajaran siswa diajak untuk menemukan unsur-unsur bangun ruang melalui fase pembelajaran. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ada 3 yaitu: (1) bagaimanakah penerapan fase-fase pembelajaran Van Hiele untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pokok bahasan unsur-unsur bangun ruang tabung dan kerucut siswa kelas V SDN Kebonsari 03 Jember? (2) bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan teori belajar Van Hiele pokok bahasan sifat-sifat segiempat pada siswa kelas V SDN Kebonsari 03 Jember? (3) bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan fase-fase pembelajaran Van Hiele untuk meningkatkan hasil belajar pokok bahasan unsur-unsur bangun ruang tabung dan kerucut pada siswa kelas V SDN Kebonsari 03 Jember? Penelitian dilaksanakan di SDN Kebonsari 03 Jember. Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Dalam penelitian ini menggunakan 4 metode pengumpulan data yaitu observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar guru dan siswa pada saat pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan dilaksanakan sejak tanggal 15 hingga 22 Februari 2016 yang terdiri atas 2 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setelah pelaksanaan siklus I dilakukan refleksi untuk menentukan pelaksanaan siklus selanjutnya. Siklus selanjutnya dilaksanakan apabila siswa belum memenuhi target pencapaian ketuntasan hasil belajar sebesar lebih dari 70% siswa mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan yaitu 70, apabila sudah memenuhi target pencapaian, tetap dilaksanakan siklus II sebagai pemantapan keberhasilan terhadap siklus I. Pembelajaran diawali dengan fase yang pertama yaitu fase Inquiri yaitu melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai berbagai jenis benda di sekitar sekolah yang berbentuk tabung, setelah itu guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah menjelaskan unsur-unsur bangun ruang tabung. Guru menjelaskan secara singkat mengenai unsur-unsur bangun ruang. Fase yang kedua adalah Orientasi terarah, pada fase ini guru meberikan contoh benda nyata seperti kaleng bekas susu, kaleng bekas minuman, topi ulang tahun, pipa, contong es krim, penghapus, dan buku. Setelah itu siswa diminta untuk mengelompokkan benda yang berbentuk tabung beserta alasannya. Pada fase uraian guru melakukan metode tanya jawab untuk menanyakan alasan siswa memilih benda yang berbentuk tabung. Setelah itu guru guru membimbing siswa agar sampai pada jawaban bahwa pengelompokan itu karena bentuknya sama, bukan karena besarnya, bukan karena bagusnya, atau bukan karena warnanya.Untuk memperjelas pemahan siswa, guru menerapkan fase Orientasi bebas, yaitu dengan meminta siswa untuk berkelompok dan mengerjakan LKK yang berkaitan dengan bangun ruang tabung dengan memberi siswa alat peraga benda nyata, yaitu kaleng bekas minuman pada masing-masing kelompok. Kelompok yang awalnya ditentukan oleh guru berubah sesuai keinginan siswa karena sudah disepakati pada awal pembelajaran, dengan syarat semua siswa tidak gaduh selama pembelajaran dan bisa menerima anggota kelompoknya. Saat siswa berkelompok guru berkeliling membantu siswa yang kesulitan dalam ngerjakan LKK. Fase ke lima yaitu Integrasi. Pada fase ini perwakilan kelompok diminta maju ke depan kelas membacakan hasil diskusinya, siswa yang lain diminta tenang dan memperhatikan. Perwakilan kelompok yang berani maju ke depan akan diberi penghargaan oleh guru. Setelah seluruh perwakilan kelompok selsesai mempresentasikan hasil diskusinya guru mengajak siswa menarik kesimpulan tentang pelajaran hari itu. Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang bisa menyimpulkan pembelajaran hari itu. Pembelajaran kedua sama seperti pembelajaran pertama yang membedakan hanyalah materi yang diajarkan mengenai bangun ruang kerucut. Pada pembelajaran pertama fase yang berjalan dengan baik ada pada fase inquiri, orientasi terarah dan orientasi bebas dan untuk fase yang belum terlaksana dengan baik ada pada fase uraian dan orientasi bebas. Selain itu siswa juga masih bingung untuk membedakan sisi dan rusuk pada bangun ruang tabung dan kerucut. Untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus pertama maka dilakukan perbaikan pada pembelajaran siklus II, pada siklus II pembelajaran dilakukan untuk memperbaiki fase uraian dan integrasi. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II hasil aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan, persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 12% dimana persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 66,6% meningkat menjadi 78,6% pada siklus II. Skor rata-rata hasil belajar siswa siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,3 dari 82,3 pada siklus I menjadi 88,6 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Fase-fase Pembelajaran Van Hiele pada pokok bahasan unsur-unsur bangun ruang tabung dan kerucut untuk mengatasi kesulitan pada fase uraian dan integrasi guru sebaiknya memberikan penghargaan pada siswa yang mau maju ke depan kelas untuk presentasi. Sedangkan untuk mempermudah siswa dalam membedakan rusuk dan sisi pada bangun ruang guru sebaiknya memberikan alat peraga untuk mempermudah siswa dalam menentukan rusuk dan sisi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectFase Pembelajaran Van Hieleen_US
dc.subjectPeningkatan aktivitas belajaren_US
dc.titlePENERAPAN FASE-FASE PEMBELAJARAN VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR-UNSUR BANGUN RUANG TABUNG DAN KERUCUT SISWA KELAS V SDN KEBONSARI 03 JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record