SITOTOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR TERHADAP KULTUR SEL LINES FIBROBLAS BHK-21
Abstract
Preparasi saluran akar merupakan salah satu tindakan yang penting dalam
perawatan saluran akar. Preparasi secara biomekanis 80% dapat menghilangkan
bakteri atau mikroorganisme saluran akar, sisanya diperoleh dengan melakukan
sterilisasi saluran akar menggunakan obat sterilisasi. Pembersihan saluran akar secara
mekanis saja tidak cukup untuk menjadikan saluran akar terbebas dari bakteri.
Diperlukan bahan irigasi untuk meminimalisasi adanya bakteri dan membersihkan
saluran akar dari sisa-sisa jaringan organik. Salah satu bahan irigasi saluran akar yang
paling sering digunakan adalah NaOCl 2,5% dan H2O2 3% namun masing-masing
memiliki kelemahan yaitu bersifat toksik dan dekstruktif jika berkontak dengan
jaringan lunak, menyebabkan perubahan karakteristik dentin, berbau dan rasa tidak
enak.
Dewasa ini telah banyak dikembangkan penggunaan bahan alami sebagai
alternatif bahan irigasi saluran akar, salah satunya adalah kulit manggis. Beberapa
keuntungan penggunaan bahan alami ini sebagai alternatif di bidang kedokteran gigi
adalah efek samping yang lebih sedikit, lebih murah, dan toleransi terhadap jaringan
lebih baik.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post-test only control group design. Terdapat 4 kelompok
penelitian yaitu ekstrak kulit manggis konsentrasi 100%, ekstrak kulit manggis 80%,
NaOCl 2,5% dan H2O2 3% dengan jumlah sampel masing-masing kelompok
sebanyak 8 well yang ditanam pada microplate 96 well. Keempat kelompok penelitian kemudian di uji sitotoksisitasnya dengan menggunakan metode MTT assay
dan hasilnya dibaca dengan Elisa reader dengan panjang gelombang 620 nm.
Selanjutnya data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara statistik. Data
diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov, uji homogentitas
dengan menggunakan uji Levene test, selanjutnya diuji beda dengan menggunakan
Kruskal Wallis untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada seluruh kelompok
penelitian dan uji Mann Whitney untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
bermakna antar kelompok penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis konsentrasi 100%
memiliki rata-rata persentase kehidupan sel paling tinggi yaitu 92,21%, diikuti oleh
ekstrak kulit manggis konsentrasi 80% yang memiliki rata-rata persentase kehidupan
sel sebesar 85,25%. Sedangkan NaOCl 2,5% memiliki rata-rata persentase kehidupan
sel sebesar 23,47%, dan H2O2 3% memiliki rata-rata persentase kehidupan sel paling
rendah sebesar 21,7%. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak kulit
manggis konsentrasi 100% dengan persentase kehidupan sel 92,21% diklasifikasikan
sebagai bahan non toksik.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]