Kandungan Protein dan Daya Terima lkan Bandeng dengan Metode Pengolahan Pengasapan, Presto, Penggorengan dan Pemindangan
Abstract
Pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan merupakan metode pengolahan ikan bandeng (Chanos chanos) dengan menggunakan suhu tinggi yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Pengolahan suhu tinggi tersebut berpengaruh terhadap kandungan protein dan daya terima ikan bandeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kandungan protein dan daya terima (organoleptik) ikan bandeng dengan metode pengolahan pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental) dengan rancang bangun penelitian adalah Post Test Only Design. Uji statistik yang digunakan untuk menguji perbedaan kandungan protein ikan bandeng dengan metode pengolahan pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan adalah Anova One Way dan uji Kruskal Wallis digunakan untuk menguji perbedaan daya terima (organoleptik) ikan bandeng dengan metode pengolahan pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan dengan signifikansi α = 0,05. Uji daya terima yang dilakukan meliputi kesukaan panelis terhadap warna, aroma dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Uji Anova One Way menunjukkan ada perbedaan kandungan protein ikan bandeng dengan metode pengolahan pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan (p = 0,000). Bandeng goreng memiliki kandungan protein paling tinggi yaitu sebesar 33,29% dan terendah adalah bandeng pindang yaitu sebesar 27,01%. Uji Kruskal-Wallis juga menunjukkan ada perbedaan daya terima wama, aroma dan rasa ikan bandeng dengan metode pengolahan pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan (p = 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kandungan protein dan daya terima ikan bandeng dengan metode pengolahan pengasapan, presto, penggorengan dan pemindangan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]