ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA TUNANETRA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SUDUT DAN DI SMPLB NEGERI BONDOWOSO
Abstract
Kesulitan belajar dialami oleh siswa tunanetra yang sedang belajar, siswa
tunanetra merupakan sisa yang mengalami tidak berfungsinya indera penglihatan.
Kesulitan belajar yang dialami siswa berbeda-beda baik tingkat kesulitan maupun
objek kesulitannya. Begitu pula bagi siswa tunanetra, mereka akan mengalami
kesulitan dalam pembelajaran. Seperti yang diketahui bahwa mata sangat berperan
penting dan merupakan pendistribusi terbesar dalam menyumbangkan informasi dari
luar. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri kesulitan belajar akan dialami oleh siswa
tunanetra dalam pembelajaran, terutama pembelajaran matematika.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan apa saja yang
dialami oleh siswa tunanetra kelas VIII di SMPLB Negeri Bondowoso dalam
menyelesaikan permasalahan matematika khususnya pada pokok bahasan sudut dan
segitiga. Pada penelitian ini juga akan dideskripsikan apa saja penyebab kesulitan
yang dialami oleh siswa tunanetra. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa soal tes dan pedoman wawancara.
Adapun soal tes yang diberikan berupa tes lisan yang dibacakan dan langsung
direspon oleh siswa yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam. Data
yang dianalisis ialah data yang diperoleh dari tes lisan beserta wawancara yang
kemudian dikaitkan pada masing-masing indikator.
Instrumen penelitian, terlebih dahulu divalidasi oleh 3 orang validator yang
terdiri dari dua orang dosen Pendidikan Matematika dan satu orang guru SMPLB.
Hasil uji validasi ialah soal tes dengan indeks validitas yaitu 0,765 yang artinya kategori validitas soal tes tersebut tinggi, dan pedoman wawancara dengan indeks
validitas yaitu 0,807 yang artinya kategori validitas pedoman wawancara tersebut
sangat tinggi.
Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 April 2016 terhadap dua
subjek siswa tunanetra kelas VIII di SMPLB Negeri Bondowoso. Pengambilan data
dilakukan secara bergantian antara subjek pertama dan kedua. Penelitian diawali
dengan memberikan soal tes pada siswa yang dilakukan secara lisan dan kemudian
langsung ditanggapi dan dilanjutkan pada wawancara. Setelah penelitian pada subjek
pertama selesai, dilanjutkan ke subjek kedua dengan langkah yang sama.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
tunanetra dalam memahami konsep sudut dan segitiga. Kesulitan yang dialami antara
lain ialah kesulitan mengungkapkan pengertian segitiga lancip, segitiga tumpul yang
disebabkan oleh tidak dikuasainya ciri-ciri segitiga berdasarkan besar sudut,
kesulitan mengidentifikasi bentuk-bentuk segitiga berdasarkan besar sudutnya yang
disebabkan oleh tidak adanya alat atau patokan untuk membedakan jenis sudutnya,
kesulitan memberikan contoh benda sekitar yang berbentuk segitiga yang disebabkan
keterbatasannya siswa dalam meraba benda sekitar yang mudah terjangkau dan tidak
berukuran besar, kesulitan mengidentifikasi bentuk bangun datar segitiga dan bukan
segitiga yang disebabkan tidak telitinya dalam menentukan banyak sudutnya, dan
kesulitan dalam menentukan penyelesaian yang berkaitan dengan sudut pada
segitiga yang disebabkan kurang dikuasainya konsep