HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN METODE PELATIHAN DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA PELATIHAN ANALIS KESEHATAN (LABORATORIUM) DI LEMBAGA ATRATA JEMBER
Abstract
Metode pembelajaran atau pelatihan pada dasarnya dapat diartikan sebagai cara-cara yang perlu dipilih dan digunakan untuk mengoptimalkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, metode pembelajaran merupakan serangkaian cara untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran didasarkan pada kesesuaiannya dengan jenis program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang akan diselenggarakan. Artinya, pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar peserta pelatihan. Selain itu juga ditentukan oleh komponen-komponen kondisi dan hasil pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan studi pendahuluan maka rumusan masalah yang diajukan yaitu adakah hubungan antara penggunaan metode pelatihan dengan hasil belajar peserta pelatihan analis kesehatan (laboratorium) di Lembaga Atrata Jember? Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan metode pelatihan dengan hasil belajar peserta pelatihan analis kesehatan (laboratorium) di lembaga Atrata Jember. Manfaat Teoritis dalam penelitian ini menambah wacana informasi atau kontribusi baru bagi pengembangan penelitian dibidang sosial; Adapun manfaat praktis adalah sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggara atau pengelola Lembaga Atrata.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif, dan responden yang berjumlah 32 orang yang diambil dengan menggunakan teknik populasi. Tempat penelitian di Lembaga Atrata, Jl. Semeru, No.02 gang Sova Sumbersari Jember menggunakan metode purposive area. Metode pengumpulan data menggunakan angket (kuisioner), observasi dan dokumentasi .Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment yang dihitung secara manual.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat hubungan antara penggunaan metode pelatihan dengan hasil belajar peserta pelatihan di Lembaga Atrata Jember yaitu sebesar 0,700 sebagai r hitung. Nilai ini lebih besar dari pada r tabel untuk N=32 dengan tingkat taraf kepercayaan 95% yaitu sebesar 0,349, sehingga hasil yang diperoleh signifikan yaitu Ha diterima dan Ho ditolak. Secara rinci ditemukan bahwa hubungan antara metode demonstrasi dengan kemampuan kognitif yaitu sebesar 0,511, hubungan antara metode demonstrasi dengan kemapuan afektif yaitu sebesar 0,408, hubungan antara metode demonstrasi ddengan kemampuan psikomotor yaitu sebesar 0,406, hubungan antara metode pemberian tugas dengan kemampuan kognitif yaitu sebesar 0,433, hubungan antara metode pemberian tugas dengan kemampuan afektif yaitu sebesar 0,365, hubungan antara metode pemberian tugas dengan kemampuan psikomotor yaitu sebesar 0,414, hubungan antara metode magang dengan kemampuan kognitif yaitu sebesar 0,404, hubungan antara metode magang dengan kemampuan afektif yaitu sebesar 0,420, dan hubungan antara metode magang dengan kemampuan psikomotor yaitu sebesar 0,429.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang tergolong tinggi antara penggunaan metode pelatihan dengan hasil belajar peserta pelatihan analis kesehatan (laboratorium) di Lembaga Atrata Jember. Dengan kata lain, semakin tepat penggunaan metode pelatihan, maka semakin baik hasil belajar peserta pelatihan analis kesehatan (laboratorium) di Lembaga Atrata Jember. Berdasarkan hasil penelitian maka, saran yang diberikan bagi warga belajar, hendaknya tidak menjadikan instruktur sebagai sumber belajar, melainkan dari pengalaman peserta pelatihan sendiri; Bagi Lembaga Atrata Jember, diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangakn kualitas Lembaga Atrata Jember; Bagi Instruktur Atrata Jember, diharapkan agar dapat memilih dan menggunakan metode pelatihan yang lebih sesuai dengan tujuan pelatihan; Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melihat kelemahan-kelemahan pada penelitian ini agar dijadikan sebagai acuan untuk meminimalisir kesalahan atau kelemahan pada penelitian berikutnya yang serupa.