NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MITOS GUNUNG TUMPANG PITU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR SASTRA DI SMA
Abstract
Pendidikan dan kebudayaan berjalan beriringan. Pendidkan bersifat reflektif terhadap kebudayaan yakni mencerminkan nilai-nilai kebudayaan yang berlaku sekarang atau pada saat tertentu. Salah satu cara pewarisan nilai-nilai budaya secara lisan dalam masyarakat disebut dengan tradisi lisan atau lebih dikenal sebagai folklor. Folklor dapat berkembang diantaranya dalam bentuk mitos dan cerita rakyat. Folklor yang berkembang dalam masyarakat diduga memuat kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar di SMA. Kurangnya sumber informasi cerita rakyat yang ada di daerah Sumberagung Kecamatan Pesanggaran dikhawatirkan cerita-cerita yang memuat nilai luhur bangsa lambat laun hilang. Adapun tujuan dalam penelitian ini (1) mendeskripsikan bentuk kesastraan mitos, (2) mendeskripsikan nilai pendidikan karakter, (3) mendeskripsikan fungsi mitos, (4) mendeskripsikan pemanfaatan cerita mitos Gunung Tumpang Pitu Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif etnografi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan penerjemahan. Analisis data yang dilakukan terdiri dari tiga proses yaitu reduksi data berupa membaca secara cermat dan menempatkan pokok cerita pada fragmen pendidikan karakter, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pada hasil penelitian, dipaparkan wujud mitos Gunung Tumpang Pitu dalam bentuk cerita “Semar Nandur Kunir”. Nilai pendidikan karakter yang termuat dalam Cerita Mitos Gunung Tumpang Pitu antara lain hubungan manusia dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan pendidikan cinta lingkungan, serta pendidikan karakter cinta tanah air. Nilai pendidikan hubungan manusia dengan Tuhan yang termuat dalam cerita mitos Gunung Tumpang Pitu adalah percaya terhadap keberadaan Tuhan dengan cara memiliki agama yang Esa. Nilai pendidikan hubungan manusia dengan diri sendiri yang termuat dalam cerita mitos Gunung Tumpang Pitu adalah jujur dengan cara tidak mengambil benda yang bukan hak milik, patuh terhadap nasihat leluhur dengan tidak mendahului takdir, percaya diri dengan cara mengingat bahwa tuhan selalu berada pada hati setiap manusia, pantang menyerah unutk mewujudkan keinginan dalam usaha menyejahterakan rakyat, dan rasa ingin tahu dengan cara bertapa untuk memeroleh petunjuk Tuhan. Nilai pendidikan hubungan manusia dengan orang lain yang termuat dalam cerita mitos Gunung Tumpang Pitu adalah tanggung jawab dalam menjaga Gunung Tumpang Pitu dengan menanam tumbuh- tumbuhan. Nilai pendidikan hubungan manusia dengan lingkungan yang termuat dalam cerita mitos Gunung Tumpang Pitu adalah melestarikan lingkungan dengan menanam tumbuhan yang bermanfaat. Nilai pendidikan hubungan manusia dengan bangsa dan negara yang termuat dalam cerita mitos Gunung Tumpang Pitu adalah upaya menjaga kekayaan bangsa dan negara dari tangan penjajah.