UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) DAN DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL TIKUS YANG DIINDUKSI KARAGENIN
Abstract
Inflamasi merupakan suatu mekanisme proteksi tubuh terhadap gangguan dari luar atau infeksi, akan tetapi inflamasi juga menjadi sebab timbulnya gangguan pada berbagai penyakit seperti rematik, asma, inflammatory bowel disease, bahkan kanker. Peningkatan jumlah neutrofil merupakan penanda adanya proses inflamasi karena neutrofil merupakan sel utama pada inflamasi dini yang bermigrasi ke jaringan dan puncaknya terjadi pada 6 jam pertama inflamasi. Tanaman jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) dan tanaman sidaguri (Sida rhombifolia L.) telah dikenal oleh masyarakat sebagai agen antiinflamasi dalam ekstrak tunggalnya, namun belum ada penelitian yang mengkombinasikan keduanya sebagai agen antiinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak tanaman jahe merah dan daun sidaguri terhadap jumlah sel neutrofil, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi antiinflamasi dan mengetahui perbedaan aktivitas antiinflamasi ekstrak tunggal jahe merah atau sidaguri, kombinasi kedua ekstrak pada berbagai dosis, dan kontrol positif.
Uji aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan model inflamasi akut yang diinduksi karagenin. Hewan uji diberikan variasi dosis ekstrak jahe merah dan daun sidaguri untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi paling optimal setelah diberikan kombinasi ekstrak yang ditinjau dari jumlah sel neutrofil pada sediaan hapus darah. Sampel darah di ambil dari ekor tikus sebanyak tiga kali yaitu pada jam ke-0 (t0), tiga jam setelah disuntik karagenin (t3), dan tiga jam setelah t3 (t6) untuk melihat
jumlah neutrofil sebelum dan sesudah perlakuan. Masing-masing sampel darah pada tiap waktu kemudian dibuat sediaan hapusan darah dengan pengecatan Giemsa sesaat setelah pengambilan darah untuk dilakukan perhitungan neutrofil. Jumlah neutrofil didapat dengan menghitung setiap 100 sel leukosit dengan menjumlahkan neutrofil batang dan segmen. Data tersebut kemudian dijumlah dan dibuat rata-rata pada masing-masing kelompok, selanjutnya dihitung penurunan jumlah neutrofil pada waktu t3 dan t6 (t3-t6) tiap kelompok untuk uji statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol jahe merah dan daun sidaguri dosis 14 mg/200 g BB dan 160 mg/200 g BB (1:2) dan kombinasi ekstrak etanol jahe merah dan daun sidaguri dosis 28 mg/200 g BB dan 80 mg/200 g BB (2:1) mempengaruhi jumlah sel neutrofil sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi antiinflamasi. Kombinasi ekstrak etanol jahe merah dosis 14 mg/200 g BB dan ekstrak daun sidaguri dosis 160 mg/200 g BB memiliki penurunan jumlah neutrofil terbesar dibandingkan seluruh kelompok kombinasi dan ekstrak tunggalnya namun lebih rendah dari kontrol positif (Na diklofenak).
Senyawa gingerol dan shogaol pada jahe bertanggung jawab pada aktivitas antiinflamasi melalui penghambatan spesifik pada siklooksigennase-2 (COX-2). Senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun sidaguri ialah alkaloid dan ecdysteroid yang berperan dalam penghambatan biosistesis prostaglandin dengan mengeblok siklooksigenase. Senyawa aktif β-sitosterol pada tanaman sidaguri juga memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi. Senyawa lain yang diduga memiliki aktivitas antiinflamasi dalam daun sidaguri adalah flavonoid dan saponin.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]