HUBUNGAN ANTARA STATUS STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KONSUMSI MAKANAN DAN STATUS GIZI REMAJA DI SMAN 2 JEMBER
Abstract
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masalah gizi utama yang dialami oleh para remaja antara lain anemia defisiensi zat besi, kelebihan berat badan/obesitas, dan kekurangan zat gizi makro maupun mikro. Kurangnya perhatian pada faktor nonfisik dapat menyebabkan seorang remaja hanya sehat fisiknya saja, namun secara psikologis rentan terhadap stres (tekanan hidup). Stres berhubungan dengan peningkatan berat badan dan penurunan berat badan. Gejala umum stres yang dialami individu yaitu gejala perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah pada obesitas dan perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status stres psikososial dengan konsumsi makanan dan status gizi pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMAN 2 Jember sebanyak 312 siswa. Pemilihan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian menggunakan Koefisien Kontingensi untuk melihat adanya hubungan antara status stres psikososial dengan konsumsi makanan dan status gizi remaja.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status stres psikososial dengan tingkat konsumsi (energi p=0,000, karbohidrat p=0,001, protein p=0,001, dan lemak p=0,002) pada remaja di SMAN 2 Jember. Hasil uji statistik pada tingkat konsumsi (energi p=0,000, karbohidrat p=0,000, protein p=0,000, lemak p=0,001) dengan status gizi didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi dan status gizi. Serta terdapat hubungan yang signifikan antara status stres psikososial dengan status gizi remaja SMAN 2 Jember p-value (0,004) < α (0,05). Hal ini menunjukkan status stres psikososial pada remaja berpengaruh terhadap konsumsi makanan dan status gizi remaja. Diketahui dari hasil penelitian bahwa stres berat yang dialami oleh remaja lebih banyak terjadi pada remaja yang memiliki status gizi kurang, hal ini menunjukkan status stres psikososial mempengaruhi perilaku makan individu. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sekolah menyediakan makanan sehat dan bergizi di kantin sekolah sehingga dapat memperbaiki status gizi kurang dan status gizi lebih pada siswa. Pihak sekolah memberikan bimbingan konseling kepada siswa untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dan memberikan solusi agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan baik, sehingga stres psikososial yang dialami oleh siswa tidak berdampak pada perkembangan psikologis maupun biologis siswa. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan tingkat stres pada remaja perkotaan dan pedesaan yang mempengaruhi konsumsi makanan dan status gizi remaja.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]