Hubungan Persepsi Visual Gambar Patologi Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMKN 2 Jember
Abstract
Remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke dewasa. Salah satu masalah utama kesehatan pada remaja adalah penggunaan tembakau. Indonesia menempati peringkat ketiga setelah China dan India dengan jumlah perokok remaja sebanyak 24,2 juta jiwa. Masalah perilaku merokok pada usia dini merupakan peringatan untuk berbagai masalah yang akan terjadi pada masa yang akan datang, seperti resiko mengkonsumsi minuman beralkohol, resiko perkelahian dan resiko melakukan seks bebas. Tingginya angka perokok remaja di Indonesia mendorong pemerintah untuk membuat suatu kebijakan yaitu adanya label peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 siswa di SMK N 2 Jember menunjukkan siswa tersebut pernah melihat label peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok. Guru BK di SMK N 2 Jember mengatakan bahwa guru dan atau guru BK sering mendapati siswa merokok di area sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi visual gambar patologi bahaya merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok pada remaja di SMK N 2 Jember. Manfaat dari penelitian adalah bagi peneliti yakni menambah pengalaman dan proses penelitian terkait hubungan persepsi visual gambar patologi bahaya merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok pada remaja di SMK N 2 Jember, bagi institusi pendidikan keperawatan yakni menjadi sumber rujukan terbaru dan bahan ajar mengenai perilaku remaja, bagi pelayanan kesehatan menjadi sumber informasi pertimbangan kebijakan atau program untuk upaya preventif perilaku merokok pada remaja.
Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross- sectional. Penyusunan proposal hingga publikasi dilakukan mulai September 2015 hingga Juli 2016. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 1766 siswa dan jumlah sampel sebanyak 372 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner persepsi visual dan perilaku merokok yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas dan reliabilitas adalah nilai r untuk kuesioner persepsi visual sebesar 0,762 dan kuesioner perilaku merokok sebesar 0,962.
Sebanyak 169 remaja memiliki persepsi visual positif (51,7%). Persepsi positif adalah persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan dan tanggapan yang selaras dengan objek yang dipersepsi sesuai tujuan objek. Sebanyak 181 remaja berperilaku merokok rendah (55,4%). Remaja menghabiskan satu batang rokok lebih dari 10 menit (84,7%). Remaja merokok pada saat tertentu seperti merokok saat bersama dengan teman yang perokok (93,9%). Remaja merokok paling sedikit satu batang rokok (87,5%) dan bisa tidak merokok satu batangpun dalam sehari (61,5%).
Hasil uji spearman rank (rho) menunjukkan ada hubungan persepsi visual gambar patologi bahaya merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok pada remaja di SMK N 2 Jember (p value = 0,000; CI = 95%). Nilai koefisien korelasi yang didapatkan pada analisis bivariat tersebut yakni 0,307 yang menunjukkan arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi antara dua variabel dalam kategori lemah. Pesan visual yang dibuat pemerintah untuk mengurangi perokok aktif di Indonesia diharapkan mempengaruhi nilai-nilai, sikap, kepercayaan, motivasi dan perilaku yang dimiliki para perokok. Pemerintah mengubah kebijakan label peringatan kesehatan dalam bentuk kalimat menjadi dalam bentuk gambar agar menarik perhatian perokok atas dampak yang akan terjadi apabila merokok sehingga perokok lebih memahami dampak merokok apabila terus merokok. Perawat sebagai salah satu dari tenaga kesehatan diharapkan dapat berkontribusi untuk menurunkan perilaku merokok pada remaja melalui pendidikan kesehatan kepada remaja tentang bahaya merokok.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]