Pengaruh Variasi Konsentrasi terhadap Konstanta Sellmeier Etanol
Abstract
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionalnya. Alkohol adalah istilah yang umum digunakan oleh masyarakat, sedangkan dalam dunia perdagangan yang disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Etanol atau etil alkohol adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena sifatnya yang tidak beracun. Etanol adalah cairan jernih yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan titik didih pada dan titik beku pada - . Pada penelitian yang saya lakukan etanol yang digunakan adalah etanol teknis , alasan dari dipilihnya etanol teknis pada penelitian ini adalah karena kebanyakan yang dijual di pasaran adalah jenis etanol teknis dengan berbagai macam variasi konsentrasi, yang setiap konsentrasinya memiliki fungsi masing-masing. Misalnya etanol 70% digunakan sebagai bahan antiseptik pembersih luka dalam bidang kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap konstanta Sellmeier etanol dengan memanfaatkan metode spektrometer dalam penentuan panjang gelombang dan indeks bias dari bahan. Terdapat dua set alat yang digunakan pada penelitian ini, diantaranya adalah spektrometer kisi dan spektrometer prisma. Spektrometer kisi digunakan untuk menentukan panjang gelombang spektrum yang dihasilkan dari sumber cahaya yang berupa lampu mercury Philips HPL-N 80W, sedangkan spektrometer prisma digunakan untuk mengetahui indeks bias dari etanol dengan berbagai variasi konsentrasi. Prisma yang digunakan pada penentuan indeks bias etanol terbuat dari kaca benda (object glass) memiliki dimensi sisi alas 2,6 cm dan tinggi 7,6 cm serta tebal dinding prisma 1 mm.
Setelah diketahui panjang gelombang dan indeks bias bahan maka dapat diketahui nilai dari konstanta Sellmeier etanol pada berbagai variasi konsentrasi. Penentuan konstanta Sellmeier dilakukan dengan penyesuaian data panjang gelombang dan indeks bias etanol setiap perubahan konsentrasi.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa perubahan konsentrasi yang dikenakan pada etanol menghasilkan perubahan nilai konstanta Sellmeier. Hanya saja, berdasarkan grafik yang dilengkapi dengan standart error bar dapat diketahui bahwa tidak semua perubahan konsentrasi yang dikenakan pada bahan menghasilkan perubahan nilai yang cukup signifikan pada konstanta Sellmeier A. Sedangkan untuk konstanta Sellmeier B tidak mengalami perubahan yang signifikan pada setiap perubahan konsentrasinya. Hal ini didukung oleh hasil uji statistik one-way ANOVA yang menunjukkan bahwa pengujian pengaruh konsentrasi pada konstanta Sellmeier (A dan B) untuk etanol diperoleh bahwa Fhitung (3,517) > Ftabel (1,663) atau Psig (0,000) < 0,05. Ini berarti bahwa perubahan konsentrasi mempengaruhi nilai konstanta Sellmeier A (Ho ditolak). Adapun uji statistik untuk konstanta Sellmeier B pada setiap perubahan konsentrasi menunjukkan bahwa Fhitung (0,153) < Ftabel (1,663) atau Psig (1,000) > 0,05, yang berarti bahwa perubahan konsentrasi tidak mempengaruhi nilai konstanta Sellmeier B yang diperoleh (Ho diterima).