dc.description.abstract | Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMAN 1 Arjasa masih rendah. Selain itu, hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi sekaligus hasil belajar siswa adalah model pembelajaran discovery learning. Dalam model pembelajaran discovery learning ini siswa terlibat langsung dalam belajar yaitu siswa dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri konsep atau prinsip materi yang akan dipelajari sehingga siswa akan termotivasi untuk mendapatkan informasi, mengurangi ketergantungan kepada guru, melatih siswa memanfaatkan sumber informasi selain guru. Dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning guru menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dari rendah menjadi tinggi sekaligus hasil belajar siswa hingga mencapai KKM pada mata pelajaran ekonomi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penentuan tempat penelitian menggunakan metode purposive yaitu pada kelas XI IIS 3 di SMAN 1 Arjasa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, tes, wawancara, dan dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar menganalisis peran pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia kelas XI IIS 3 di SMAN 1 Arjasa tahun ajaran 2015 / 2016. Pembelajaran siklus I yang diikuti oleh 32 siswa dan dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas XI IIS 3 mengalami peningkatan yaitu skor rata- rata sebesar 3,2 dikategorikan sedang. Hal ini sudah mengalami peningkatan yang cukup berarti apabila dibandingkan dengan motivasi belajar siswa pra tindakan yang masih dikategorikan rendah dengan skor rata-rata sebesar 2,0. Rata-rata skor ulangan harian siswa secara individu 2,95. Sedangkan secara klasikal skor ulangan harian siswa belum memenuhi standar ketuntasan yaitu 71,87%.
Pembelajaran pada siklus II diikuti oleh 32 siswa, jumlah skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan siklus I sebesar 3,2 dan siklus II sebesar 3,7, motivasi belajar siswa siklus II termasuk kategori tinggi. Peningkatan motivasi belajar siswa diikuti peningkatan hasil belajar siswa yaitu rata- rata skor ulangan harian siswa secara individu sebesar 3,11 dan secara klasikal mencapai 81,25% yang berarti seluruhnya telah mencapai standar ketuntasan. | en_US |