EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SPICS (Student Centered, Problem Based, Interest, Confident, and Satisfaction) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL DAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GUMUKMAS JEMBER
Abstract
Kegiatan pembelajaran khususnya biologi, lebih menekankan pada proses untuk membelajarkan siswa dalam belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran yang diberikan di dasarkan pada pemberian pengalaman secara langsung yang mengarah pada produk, proses, sikap serta kreativitas siswa yang mengacu pada peningkatan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran biologi menuntut siswa untuk berpikir kritis dan berpikir rasional dengan menggunakan metode ilmiah sehingga dapat memecahkan suatu masalah. Masalah pembelajaran biologi lebih untuk melatih keaktifan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Kegiatan pembelajaran Biologi selama ini nyatanya masih belum sepenuhnya melibatkan siswa secara langsung selama proses pembelajaran sehingga siswa kurang mendapatkan pengalaman dalam belajarnya dan berdampak kepada pencapaian prestasi siswa yang menjadi tidak memuaskan. Dalam hal ini, guru harus lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak membosankan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, aktifitas belajar, kemampuan berpikir siswa serta melibatkan siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya secara aktif dalam proses belajar mengajar yaitu dengan model pembelajaran SPICS (Student Centered, Problem Based, Interest, Confident, and Satisfaction). Model pembelajaran SPICS merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir siswa sehingga siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran dan menyajikan informasi tentang materi pelajaran yang di terimanya kedalam kelompok-kelompok belajar. Pengetahuan dan pengalaman belajar yang di dapatkan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan dan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kempuan berpikir rasional siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran SPICS terhadap kemampuan berpikir rasional siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gumukmas Jember; (2) mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran SPICS terhadap hasil belajar IPA- Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gumukmas Jember.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Gumukmas Jember kelas VIII, yang berjumlah empat kelas. Sampel ditentukan dengan metode cluster random sampling setelah dilakukan uji homogenitas terhadap nilai ulangan harian Biologi pada materi sebelumnya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah random group pretest and posttest design.
Hasil uji normalitas nilai ulangan harian pada materi sebelumya yaitu sistem pencernaan pada manusia menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa data ulangan harian kelas VIII dari keempat kelas bersifat homogen (p= 0,919). Selanjutnya dilakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari pengundian tersebut diperoleh kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran SPICS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas kontrol mempunyai rerata nilai kemampuan berpikir rasional pertemuan pertama sebesar 61,04% dan pertemuan kedua sebesar 72,29%. Pada kelas eksperimen nilai kemampuan berpikir rasional pertemuan pertama sebesar 63,80% dan pertemuan kedua sebesar 74,20%. Peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada kelas kontrol sebesar 11,25% sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 10,40%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kemampuan berpikir rasional siswa lebih tinggi pada tiap kelas saat pertemuan kedua, namun untuk pertemuan kedua kelas eksperimen rerata nilai kemampuan berpikir rasional siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 1,91%.
Hasil uji t terhadap kemampuan berpikir rasional menunjukkan nilai probabilitas sebesar (p)= 0,594 dan (p)= 0,585 pada pertemuan 1 dan 2. Hasil perhintungan hasil belajar kognitif siswa yaitu berupa pretest dan posttest menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki selisih rerata lebih tinggi, yaitu 44,64 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 23,62. Berdasarkan uji ANAKOVA terhadap nilai hasil belajar kognitif siswa diperoleh nilai probabilitas sebesar (p= 0,000). Penilaian ranah afektif pada menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki rerata nilai afektif lebih tinggi, yaitu 78,76 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan rerata nilai afektif sebesar 71,59. Hasil uji t menunjukkan nilai probabilitas kedua kelas pada pertemuan 1 dan 2 sebesar (p)= 0,216 dan (p)= 0,873. Penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen memiliki rerata nilai psikomotor lebih tinggi, yaitu 83,33 dibandingkan dengan kelas kontrol dengan rerata nilai psikomotor sebesar 78,82. Hasil uji t menunjukkan nilai probabilitas kedua kelas sebesar (p)= 0,812.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) tidak terdapat pengaruh model pembelajaran SPICS terhadap kemampuan berpikir rasional siswa dengan (p)= 0,594 dan (p)= 0,943 pada pertemuan 1 dan 2; (2) terdapat pengaruh yang sangat signifikan model pembelajaran SPICS terhadap hasil belajar kognitif siswa (p)= 0,000, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran SPICS terhadap hasil belajar afektif dengan (p)= 0,216 pada pertemuan 1 dan (p)= 0,873 pada pertemuan 2, dan tidak berpengaruh pada hasil belajar psikomotor siswa dengan (p)= 0,905.