KAJIAN PSIKOANALISIS SOSIAL DALAM NOVEL KINANTHI TERLAHIR KEMBALI KARYA TASARO GK DAN PEMANFATAANNYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI
Abstract
Novel merupakan bagian dari genre karya sastra yang tercipta berdasarkan objek yang ada dalam kehidupan manusia. Objek tersebut cenderung berupa permasalahan sebagai bentuk ide atau gagasan dasar. Melalui proses imajinatif, ide-ide tersebut dirangkai menjadi sebuah karya. Penciptaan suatu karya (novel) tidak terlepas dari penggambaran tempat/ latar. Penggambaran latar dilakukan secara detail untuk memenunjang kondisi psikologis tokoh dan ide yang terkandung dalam novel. Permasalahan dalam Novel digambarkan melalui konflik yang terjadi pada diri tokoh, sehingga mengakibatkan konflik interpersonal dan intrapsikis yang meliputi kecemasan dan kebutuhan psikologis. Novel Kinanthi Terlahir Kembali (KTK) karya Tasaro GK sebagai salah satu novel terbitan ulang dari novel sebelumnya, yakni Galaksi Kinanthi. Novel tersebut mengisahkan perjalanan kehidupan dan perjuangan tokoh dalam menghadapi segala permasalahan yang mencakup konflik interpersonal dan intrapsikis beserta akibat yang ditimbulkan hingga pencapaian realisasi diri tokoh sebagi bentuk aktualisasi diri. Berdasarkan pemaparan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi; 1) bagaimannakah unsur intrinsik (tema dan latar) dalam novel KTK karya Tasaro GK, 2) bagaimanakah kajian psikoanalisis sosial dalam novel KTK karya Tasaro GK, dan 3) bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian sebagai alternatif materi pembelajaran di SMA kelas XI dalam K13?
Jenis rancangan penelitian ini yakni kualitatif-deskriptif dengan menggunakan pendekatan tekstual. Data berupa kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, dan dialog-dialog yang mengandung unsur intrinsik (tema dan latar) serta psikoanalisis sosial dalam novel KTK Karya Tasaro GK terbitan Bentang, cetakan pertama bulan Oktober 2012 dan silabus SMA kelas XI, K13. Pengumpulan data yakni teknik dokumentasi, sedangkan analisis data meliputi; pereduksian data, penyajian data, prosedur analisis data, penyusunan materi pembelajaran serta verifikasi dan penarikan kesimpulan.
Hasil pembahasan penelitian tiap rumusan menunjukkan bahwa, tema berdasarkan tema mayor yakni perjuangan seseorang dalam melawan ketidakberdayaan diri beserta konflik yang melingkupi kehidupannya serta mempengaruhi perkembangan psikologi kepribadiannya, sehingga memperoleh keakuan diri dalam kehidupan sosialnya melalui aktualisasi diri. Adapun latar menunjukkan latar fisik yang meliputi pengambaran secara fisik dari Indonesia (Gunung Kidul, rumah rois, rumah penjudi, sekolah, dan kota Bandung ), Arab Saudi (Riyadh dan Kuwait), dan Amerika (Miami, Margontown dan AS), sedangkan latar sosial meliputi kepercayaan, ritual, adat istiadat, kebahasaan, dan cara hidup. Kedua latar tersebut mempengaruhi perkembangan psikologis yang dilalui tokoh dalam perjalanan hidupnya. Berdasarkan kajian psikoanalisis sosial terdapat beberapa tokoh yang mengalami kecemasan dan konflik psikoanalisis sosial. Kecemasan realistik timbul akibat adanya tanda bahaya yang mengancam baik pada diri tokoh maupun tokoh yang disayanginya. Kecemasan neurotik timbul akibat ketakutan tokoh yang bersifat fatamorgana karena adanya trauma dalam diri tokoh. Kecemasan moral timbul akibat rasa takut atas penilaian tokoh lain ketika tokoh melakukan kesalahan. Adapun konflik psikoanalisis sosial dibagi menjadi 2 yakni konflik interpersonal dan intrapsikis. Hasil pembahasan konflik interpersonal ditemukan 9 kebutuhan dari 10 kebutuhan neurotik yang dialami oleh tokoh. Kesembilan kebutuhan tersebut cenderung dialami oleh tokoh yang mengalami konflik interpersonal dengan tokoh lain dalam lingkup sosial tokoh tinggal. Bahkan konflik tersebut terjadi pada tokoh- tokoh yang mengalami hubungan kedekatan. Adapun konflik intrapsikis yang meliputi rendah diri, kenyataan diri, diri ideal, dan aktualisasi diri sebagian besar dialami oleh tokoh Kinanthi. Konflik tersebut muncul adanya pertentangan batin dengan pengalaman hidup tokoh, sehingga mengakibatkan konflik intrapsikis. Keempat konflik tersebut dialami secara bertahap sesuai dengan alur cerita dalam novel. Pemanfaatan hasil penelitian digunakan sebagai bahan pembelajaran yang berupa teks cerita ulang yang diajar di SMA kelas XI semester ganjil, K13. Materi teks cerita ulang diaplikasikan dalam kompetensi dasar 3.5 mengevaluasi teks cerita ulang baik struktur maupu kaidah teks secara lisan maupun lisan dan 4.5 mengonversi teks ke dalam bentuk lain.
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa, tema dalam novel KTK yakni pencapaian kesuksesan seseorang diraih melalui perjuangan diri dalam menghadapi permasalahan yang melingkupi hidupnya, baik permasalahan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, sehingga melibatkan perkembangan diri baik secara psikologis maupun sosial. Latar yang meliputi fisik dan sosial menunjukkan adanya pengaruh antara latar dengan perkembangan psikologis kepribadian tokoh dalam cerita. Adapun kajian psikoanalisis novel yakni 1) kecemasan psikoanalisis sosial yang meliputi realistik, neurotik dan moral di alami tokoh dalam novel KTK rasa takut akibat bahaya, penilaian serta ketakutan diri sebagai wujud akibat neurosis, 2) konflik kajian psikoanalisis sosial yang meliputi interpersonal dan intrapsikis menunjukkan adanya akibat dari kedua konflik yang dialami individu yang terwujud pada perkembangan kepribadian baik dalam ranah psikologi maupun karakter tokoh yang positif atau negatif dan membentuk perubahan sosiologis maupun psikologis individu. Adapun pemanfaatan hasil penelitian dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang berupa teks cerita ulang SMA XI, K13. Materi teks cerita ulang diaplikasikan dalam kompetensi dasar 3.5 mengevaluasi teks cerita ulang baik struktur maupu kaidah teks secara lisan maupun lisan dan 4.5 mengonversi teks ke dalam bentuk lain.
Bertolak dari dari hasil penelitian, diharapkan pemberian materi pembelajaran dalam K13 dapat divariasikan melalui berbagai media dan sumber, salah satunya adalah novel. Selain itu, diharapkan kajian psikologi sastra dapat dikaji lebih dalam. Tidak hanya pada novel, namun pada karya sastra lainnya agar pengkajian sastra menjadi lebih variatif.