PEMURNIAN LOGAM EMAS (Au) DAN EKSTRAKSI PERAK (Ag) HASIL AMALGAMASI MENGGUNAKAN METODE HIDROMETALURGI
Abstract
RINGKASAN
Pemurnian Logam Emas (Au) dan Ekstraksi Perak (Ag) Hasil Amalgamasi
Menggunakan Metode Hidrometalurgi
; Widya Margayanti, 081810301025; 2013;
51 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember.
Emas (Au) merupakan logam yang memiliki nilai ekonomis tinggi, maka dari
itu banyak dilakukan penambangan-penambangan logam emas baik itu dalam skala
kecil atau dalam skala besar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengektraksi
emas baik itu dari batuan atau lumpur. Metode yang sering digunakan salah satunya
adalah metode amalgamasi. Hasil ekstraksi secara amalgamasi disebut dengan
amalgam. Amalgam ini mengandung beberapa logam antara lain emas, perak, dan
tembaga. Tetapi mayoritas amalgam mengandung emas dan perak. Oleh karena itu
perlu dilakukan pemurnian emas dengan cara hidrometalurgi untuk menghilangkan
logam-logam yang dianggap sebagai pengotor, sehingga didapatkan emas murni.
Namun karena amalgam juga banyak mengandung perak maka ketika memurnikan
emas lebih menguntungkan jika perak dapat diekstraksi juga. Hidrometalurgi
merupakan teknik pemisahan yang menggunakan larutan atau reagen kimia untuk
menangkap atau melarutkan logamnya. pemurnian emas ini menggunakan
menggunakan pelarut asam yaitu pelarut H
vii
2
SO
4
(asam sulfat ) dan HNO
(asam
nitrat). Penggunaan pelarut asam sulfat bertujuan untuk memisahkan perak dengan
cara di dalam larutan dimasukkan plat tembaga untuk tempat menempelnya logam
perak. Pada plat tembaga tersebut diharapkan banyak dilapisi logam perak, namun
tidak menutup kemungkinan tembaga juga terendapkan pada plat tembaga tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelarutasam sulfat
(H
2
SO
4
) dan pelarut asam nitrat (HNO
) dalam pemurnian emas dengan metode
hidrometalurgi dan mengetahui waktu optimum pembenaman plat tembaga dalam
larutan asam sulfat untuk ekstraksi perak.
3
3
Berdasarkan hasil analisis diperoleh pemurnian emas menggunakan pelarut
asam sulfat (H
2
SO
) kemurniannya lebih rendah dibandingkan menggunakan pelarut
asam nitrat (HNO
4
3
)
Kemurnian logam emas yang diperoleh menggunakan pelarut
asam sulfat rata-rata dari 63,0% menjadi 80,5%. Sedangkan persentase logam
tembaga (logam pengotor) dalam sampel menurun dari 16,2% menjadi 6,93%. Pada
penggunaan pelarut asam nitrat kemurnian emas lebih tinggi yaitu rata-rata dari
62,0% menjadi 92,1% sedangkan persentase logam tembaga dalam sampel
penurunannya lebih besar yaitu dari 16,2% menjadi 2,89%. Hal ini menunjukkan
bahwa asam nitrat (HNO
.
). Hasil identifikasi massa jenis sampel menggunakan
piknometer, menunjukkan hal yang sama yaitu pelarut asam nitrat (HNO
3
efektif dalam memurnikan emas dibandingkan menggunakan pelarut asam sulfat
(H
2
SO
4
). Dari hasil identifikasi sampel menggunakan pelarut H
viii
2
SO
rata-rata massa
jenis yang diperoleh lebih kecil sekitar 15,7275 gram/mL. Sedangkan menggunakan
pelarut HNO
3
4,
rata-rata massa jenis yang diperoleh mencapai 18,3629 gram/mL.
Massa jenis sampel menggunakan pelarut HNO
lebih mendekati massa jenis emas
murni yaitu sebesar 19,32 gram/mL
.
3
Hal ini berarti pelarut HNO
lebih efisien dalam
melarutkan logam-logam pengotor yang ada dalam sampel.
3
Dari hasil analisis endapan yang dihasilkan dari ekstraksi perak didapatkan
bahwa pada waktu pembenaman plat tembaga selama 1 jam kemurnian perak paling
tinggi mencapai 90,5 % sedangkan pada pembenaman plat tembaga pada waktu 12
jam 87,4% dan pada waktu 24 jam kemurnian hanya mencapai 83.1 %. Tetapi massa
perak yang dihasilkan paling banyak pada waktu 24 jam yaitu rata-rata sebesar
0,0172 gram. Endapan yang diperoleh dari hasil ekstraksi perak tidak hanya logam
perak yang terambil tetapi juga logam Cu. Plat tembaga yang dibenamkan selama 1
jam rata-rata terdapat 9,4 % logam Cu dalam endapan dan yang dibenamkan selama
12 jam rata-rata terdapat 12,5 % logam Cu, sedangkan pada waktu pembenaman
selama 24 jam rata-rata terdapat 16,7 % logam Cu. Jadi semakin lama waktu
pembenaman plat tembaga maka semakin banyak juga logam Cu yang
tereduksi(menempel pada plat tembaga), sehingga kemurnian perak akan menurun.