INVESTIGASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI LERENG GUNUNG RAUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GPR (GROUND PENETRATING RADAR)
Abstract
Gunung Raung adalah salah satu gunung aktif yang ada di Indonesia. Secara geografis, Gunung Raung terletak di tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Jember, Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung Raung pernah mengalami beberapa kali letusan yang sangat dahsyat. Hasil letusan Gunung Raung tersebut membentuk formasi bukit atau gumuk yang berjumlah ribuan di Kabupaten Jember. Keberadaan gumuk di Jember banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pertambangan, hal ini terjadi karena unsur utama dari gumuk yang berada di Jember adalah batuan, dimana gumuk tersebut berasal dari lontaran gunung berapi. Gumuk sendiri masuk dalam kategori pertambangan galian C dengan muatan seperti batu piring, pasir dan batu pondasi. Salah satu gumuk yang dimanfaatkan untuk penambangan adalah gumuk yang berada di Desa Sumberwringin Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Di daerah tersebut terdapat gumuk yang banyak dimanfaatkan oleh warga untuk pertambangan. Dengan memanfaatkan konstanta dielektrik dan kecepatan gelombang suatu material, jenis batuan yang terdapat pada gumuk tersebut dapat diketahui.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran struktur bawah permukaan di lereng Gunung Raung dan juga untuk mengetahui apa saja jenis batuan di lereng Gunung Raung dengan menggunakan metode GPR (Ground Penetrating Radar). Pengukuran dilakukan pada 21 lintasan di empat lokasi yang berbeda. Lokasi pertama sampai ketiga di daerah gumuk yang sudah ditambang dan lokasi keempat di daerah gumuk yang belum ditambang. Proses pengambilan data dengan memancarkan gelombang elektromagnetik ke bawah permukaan, sehingga nantinya akan didapatkan data berupa nilai kontansta dielektrik relatif ( dan kecepatan gelombang ( .
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Software Future Series 2005- Visualizer 3D untuk mendapatkan gambar citra struktur bawah permukaan pada daerah penelitian. Hasil yang didapatkan secara umum menunjukkan bahwa nilai konstanta dielektrik tanah dan batuan pada lokasi penelitian berkisar antara 3-6. Pencitraan bawah permukaan pada 21 lintasan yang diteliti diduga mengandung batuan andesit yang ditunjukkan oleh warna biru. Warna kuning kemerahan juga diduga sebagai tempat adanya batuan itu berada.