DESAIN PROTOTYPE TEST STRIP UNTUK IDENTIFIKASI IBUPROFEN, KETOPROFEN DAN DIKLOFENAK MENGGUNAKAN REAGEN SPESIFIK YANG DIIMMOBILISASI PADA MEMBRAN POLIAMIDA
Abstract
INGKASAN
Desain Prototype Test Strip Untuk Identifikasi Ibuprofen, Ketoprofen Dan
Diklofenak Menggunakan Reagen Spesifik Yang Diimmobilisasi Pada Membran
Poliamida; Titis Adisti Hapsari, 081810301003; 2013: 73 halaman; Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Kemudahan mendapatkan obat golongan NSAID seringkali disalah gunakan
oleh produsen jamu, dengan memasukan bahan kimia obat kedalam jamu.
Berdasarkan Permenkes Nomor: 246/ Menkes/ Per/ V/ 1990, obat tradisional tidak
boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat, serta
bahan yang tergolong obat keras atau narkotika. Saat ini, penentuan obat ibuprofen,
ketoprofen dan diklofenak menggunakan teknik identifikasi yang cukup lama dan
tidak sederhana. Maka perlu dikembangkan suatu teknik identifikasi yang sederhana,
cepat dan efisien yaitu metode pengembangan test strip berbasis modifikasi reagen
basah ke reagen kering (test strip). Modifikasi dilakukan dengan cara
mengimmobilisasi reagen spesifik dalam material membran yaitu membran poliamida
dengan menggunakan teknik immobilisasi entrapment dan adsorbsi. untuk mencapai
keberhasilan pengembangan metode modifikasi reagen basah ke reagen kering maka
sebelumnya perlu dilakukan kajian secara komprehensif. Kajian tersebut meliputi uji
pendahuluan mengenai uji kelayakan reagen, kelayakan pelarut dan kinerja test strip.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pengaruh modififikasi
reagen basah ke reagen kering terhadap perubahan warna pada sampel. Selain itu juga
untuk mengetahui kinerja test strip berdasarkan hasil identifikasi ibuprofen,
ketoprofen dan diklofenak.
Penelitian ini diawali dengan uji pendahuluan yang meliputi uji kelayakan
reagen, optimasi konsentrasi reagen, uji kelayakan pelarut. Selanjutnya dilakukan
immobilisasi reagen teroptimasi secara entrapment dan adsorbsi pada material membran
poliamida sehingga diperoleh test strip. Test strip yang dihasilkan kemudian di uji
kualitatif dan kinerja agar diperoleh test strip optimum yang memiliki kinerja yang baik.
Selanjutnya test strip disusun dalam satu series strip sehingga diperoleh desain prototype
test strip yang siap digunakan untuk uji real sampel jamu.
Berdasarkan hasil eksperimen, modifikasi reagen basah ke reagen kering
dipengaruhi oleh teknik immobilisasi yang digunakan. Teknik immobilisasi adsorbsi
lebih baik dari pada teknik immmobilisasi entrapment. Nilai reprodusibilitas test strip
Tembaga(II) Asetat yang direaksikan dengan sampel ibuprofen, test strip Kalium
iodida (KI) yang direaksikan dengan sampel ketoprofen dan test strip Bromocresol
green (BCG) yang direaksikan dengan sampel diklofenak masing-masing
menghasilkan koefisien variasi sebesar 2,597 % ; 0,639 % dan 1,107 %.
Test strip Tembaga(II) Asetat yang direaksikan dengan sampel ibuprofen secara
kualitatif dan kuantitatif masing-masing menghasilkan limit deteksi sebesar 1 mg/mL
dan 0,680 mg/ml. Test strip KI yang direaksikan dengan sampel ketoprofen secara
kualitatif dan kuantitatif masing-masing menghasilkan limit deteksi sebesar 0,125
mg/ml dan 3,391 mg/mL. Test strip BCG yang direaksikan dengan sampel
Diklofenak secara kualitatif dan kuantitatif masing-masing menghasilkan limit
deteksi sebesar 1 mg/ml dan 2,345 mg/mL. Test strip Tembaga(II) asetat, KI, BCG
masing-masing menghasilkan nilai life time sebesar 175 hari, 84 hari dan 159 hari.
Identifikasi Ibuprofen, ketoprofen dan diklofenak dapat dilakukan pada uji real
sampel jamu dengan metode ekstraksi.