OPTIMASI KECEPATAN DAN LAMA PENGADUKAN DALAM PREPARASI HOLLOW MICROSPHERES NATRIUM DIKLOFENAK
Abstract
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling
sering ditemukan pada sendi lutut dan pasien OA biasanya mengeluh nyeri pada
waktu melakukan aktivitas. Natrium diklofenak merupakan obat golongan nonsteroid
anti-inflammatory (AINS) yang paling banyak digunakan untuk
pengobatan nyeri. Natrium diklofenak diklasifikasikan ke dalam BCS kelas II
merupakan kategori bahan aktif yang memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas
tinggi.
Natrium diklofenak memiliki efek sebagai analgesik yang digunakan
jangka panjang dalam pengobatan OA. Efek samping yang ditimbulkan dari
penggunaan natrium diklofenak pada gastrointestinal track (GIT) diantaranya
adalah nyeri epigastrium, mual, muntah, diare, perdarahan dan ulserasi atau
perforasi dinding intestinal. Obat ini juga memiliki waktu paruh yang pendek
yaitu 1-2 jam, menyebabkan obat harus diberikan secara berulang. Dosis harian
yang dianjurkan adalah 75-150 mg diberikan 3 sampai 4 kali dalam dosis terbagi.
Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengembangkan bentuk sediaan
sustained release seperti hollow microspheres.
Bentuk sediaan sustained release dapat digunakan untuk mereduksi
frekuensi dosis dan efek samping pada penggunaan terapi jangka panjang natrium
diklofenak. Pelepasan obat secara perlahan dapat mengurangi interval pemberian
dosis obat dan meningkatkan kepatuhan pasien. Resiko iritasi pada GIT juga dapat
diatasi karena pelepasan obat dalam jumlah yang kecil dengan waktu yang lebih panjang. Hollow microspheres merupakan partikel berbentuk bola kosong tanpa inti
yang memiliki densitas lebih rendah dari cairan lambung. Bentuk sediaan multiple
unit hollow microspheres memiliki potensi untuk pelepasan obat terkontrol.
Sistem penghantaran multiple-unit seperti hollow microspheres dengan ukuran
partikel yang kecil dapat tersebar lebih merata di saluran pencernaan. Hal ini akan
meningkatkan penyerapan obat.
Preparasi hollow microspheres dalam penelitian ini menggunakan metode
emulsion solvent evaporation. Metode ini memiliki teknik yang mudah karena
hanya membutuhkan alat-alat skala laboratorium dengan prinsip emulsifikasi
menggunakan pelarut organik mengandung bahan polimer dan bahan aktif yang
terdispersi pada fase eksternal menggunakan bantuan pengaduk. Polimer yang
digunakan yaitu hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dan etil selulosa (EC).
Pemilihan kedua polimer ini bertujuan agar pelepasan obat terjadi secara perlahan.
Beberapa variabel pada proses preparasi seperti kecepatan dan lama
pengadukan memiliki pengaruh terhadap beberapa aspek seperti nilai entrapment
efficiency yang dihasilkan, ukuran partikel serta buoyancy. Desain faktorial
merupakan metode optimasi yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui
komposisi kecepatan dan lama pengadukan serta interaksi keduanya yang dapat
memberikan nilai entrapment efficiency optimum. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kecepatan pengadukan sebesar 500 rpm selama 60 menit memberikan nilai
persen entrapment efficiency tertinggi yaitu 81,090% ± 0,475.
Formula optimum terpilih kemudian dilakukan karakterisasi yaitu uji
buoyancy dan uji yield dengan masing-masing nilai yang diperoleh sebesar
85,092% ±1,564 dan 83,082 ± 1,462. Partikel hollow microspheres natrium
diklofenak memiliki morfologi permukaan yang tidak rata serta bentuknya telah
mendekati bentuk sferis (bulat) dengan rongga didalamnya. Ukuran partikel
hollow microspheres natrium diklofenak didapatkan nilai sebesar 108,667μm ±
2,532. Hasil analisis FT-IR menunjukkan tidak adanya interaksi yang
mengakibatkan perubahan gugus fungsi pada natrium diklofenak sebagai bahan aktif
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]