dc.description.abstract | Swamedikasi atau pengobatan sendiri (self-medication) adalah pengobatan yang dilakukan seseorang secara mandiri mulai dari mengenali penyakit atau gejala yang dialami sampai dengan pemilihan dan penggunaan obat. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami sebesar 61,05%. Persentase tersebut memang lebih kecil jika dibandingan hasil survei pada tahun 2012 sebesar 67,71% dan tahun 2013 sebesar 63,10%, namun masih dapat dikatakan perilaku swamedikasi di Indonesia masih cukup besar. Kesalahan pengobatan (medication error) pada pelaksanaan swamedikasi dapat terjadi karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya.
Mahasiswa merupakan kalangan terpelajar yang berpendidikan tinggi dan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih luas jika dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dapat menimbulkan kecenderungan untuk melakukan swamedikasi terhadap penyakit atau keluhan yang ringan. Berdasarkan ilmu yang dipelajari, mahasiswa dapat dipilah menjadi dua kelompok yaitu mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan. Mahasiswa kesehatan lebih mempelajari tentang kesehatan mulai dari penyakit bahkan dengan pengobatannya, sehingga tingkat pengetahuan tentang kesehatan lebih tinggi daripada mahasiswa non kesehatan. Dengan demikian, diyakinkan praktik swamedikasi yang dilakukan oleh mahasiswa kesehatan lebih sering/lebih banyak jika dibandingkan dengan mahasiswa non kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi swamedikasi selama 2 minggu terakhir, keluhan atau penyakit yang menjadi alasan melakukan swamedikasi selama 2 minggu terakhir, dan pola swamedikasi yang dilakukan mahasiswa kesehatan dan non kesehatan di Universitas Jember. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 378 responden yang terdiri dari 54 mahasiswa kesehatan dan 324 mahasiswa non kesehatan yang diambil secara proportional convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang dilakukan yaitu teknik deskriptif dan teknik analitik menggunakan uji Chi-square dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian, prevalensi swamedikasi mahasiswa di Universitas Jember selama 2 minggu terakhir sebesar 59,8%, untuk mahasiswa kesehatan prevalensinya lebih tinggi (61,1%) daripada mahasiswa non kesehatan (59,6%). Tiga keluhan atau penyakit yang paling sering dijadikan sebagai alasan mahasiswa kesehatan dan non kesehatan di Universitas Jember untuk melakukan swamedikasi selama 2 minggu terakhir yaitu flu, diare, dan sakit kepala. Pola swamedikasi antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan di Universitas jember tidak berbeda signifikan ditinjau dari alasan melakukan swamedikasi, membaca informasi produk obat (cara penggunaan, efek samping, dan tanggal kadaluarsa), hasil terapi, dan tindakan yang akan dilakukan jika tidak sembuh setelah berswamedikasi | en_US |