DAMPAK KARAKTERISTIK MEMBRAN POLISULFON DAMPAK VARIASI PERLAKUAN TERMAL TERHADAP ARAKTERISTIK MEMBRAN POLISULFON VARIASI PERLAKUAN TERMAL TERHADAP ARAKTERISTIK MEMBRAN POLISULFON TERMODIFIKASI SECARA PHOTOGRAFTING
Abstract
RINGKASAN
Dampak Variasi Perlakuan Termal Terhadap Karakteristik Membran
Polisulfon Termodifikasi Secara Photografting;
Istiqomah Rahmawati,
091810301014; 2013: 64 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Salah satu teknik yang banyak dipergunakan dalam proses pemisahan adalah
teknologi membran. Membran umumnya diartikan sebagai suatu lapisan tipis antara
dua fasa fluida yang bersifat sebagai penghalang (
barrier) terhadap suatu spesi
tertentu berdasarkan perbedaan sifat fisik ataupun sifat kimianya. Pemilihan teknik
pemisahan menggunakan teknologi membran dikarenakan berbagai sifat membran
yang menguntungkan dan dapat dipergunakan luas untuk berbagai proses pemisahan.
Polisulfon adalah salah satu material membran yang dapat dipakai sebagai membran
pemisah (mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi). Polisulfon merupakan salah satu jenis
polimer yang banyak digunakan dalam teknologi membran karena memiliki
kestabilan kimia dan termal yang cukup baik. Membran polisulfon juga memiliki sifat
hidrofobikyang menyebabkan membran ini sangat rentan terhadap
fouling akibat
adsorbsi foulantyang menutupi pori membran.
Fouling dapat dikurangi dengan
optimasi kondisi larutan umpan ataupun dengan modifikasi membran. Modifikasi
membran polisulfon secara
photografting telah sangat umum dilakukan dalam
berbagai penelitian, oleh sebab itu penelitian ini akan mencari hal baru yang
mempengaruhi karakteristik dan kinerja membran polisulfon. Hal baru tersebut
adalah pemberian perlakuan termal sebagai bagian dari proses koagulasi membran.
Mengacu pada hal tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah memahami pengaruh pemberian perlakuan termal pada proses sintesis
vii
membran terhadap karakteristik karakteristik fisik, kimia, serta fluks air membran
polisulfon termodifikasi (
photografting) dan tanpa modifikasi.
Penelitian diawali dengan pembuatan membran polisulfon yang diteruskan
dengan pemberian perlakuan termal sebagai bagian dari proses koagulasi membran.
Perlakuan termal yang diterapkan adalah pada suhu 25, 50, 75, dan 100
C. Membran
yang dihasilkan selanjutanya diberi dua perlakuan yakni pembuatan membran tanpa
modifikasi dan pembuatan membran termodifikasi (
photografting). Membran tanpa
modifikasi dan termodifikasi (
photografting) dikarakterisasi secara fisik (SEM dan
densitas membran), kimia (
Degree of Grafting dan FTIR), serta uji fluks air.
Hasil menunjukkan bahwasanya proses modifikasi telah terjadi berdasarkan
hasil dari FTIR membran termodifikasi. Adanya serapan baru pada bilangan
gelombang 1725-1735 cm
-1
menunjukkan adanya C=O ester terkonjugasi yang
mengindikasikan proses
grafting asam akrilat di permukaan membran telah berhasil.
Nilai DG membran mengalami kenaikan dengan penambahan suhu perlakuan termal
yang diberikan untuk membran termodifikasi. Pori mengalami penyempitan secara
visual berdasarkan hasil SEM untuk membran termodifikasi dan tanpa modifikasi
seiring dengan penambahan suhu perlakuan termal yang diberlakukan.
Kerapatan/densitas membran menunjukkan kenaikan serta penurunan fluks air
dengan bertambahnya perlakuan termal baik untuk membran termodifikasi dan tanpa
modifikasi.