dc.description.abstract | Lebih kurang seperlima dari 25.000 hektar luas areal savana di Taman
Nasional telah terinvasi Acasia nilotica (akasia). Invasi ini menyebabkan
produktivitas primer berupa biomasa herba mengalami penurunan yang signifikan.
Hingga kini pemberatasan akasia dengan metode pencabutan pohon, bahan kimia
maupun penebangan belum maksimal. Hal ini dikarenakan metode tersebut tidak
didukung dengan informasi yang tepat tentang prioritas pemberantasan akasia,
baik penentuan pohon maupun lokasinya. Selain iru karakter akasia yang
kompleks, yaitu mampu tumbuh pada lingkungan ekstrim dan daya regenerasi
vegetatif yang relatif cepat. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen
pengelolaan savana terpadu dengan sistem informasi berbasis spasial. Model
manajemen ini dimaksudkan untuk menyusun basis data yang dapat di update
setiap saat. Basis data yang dimaksud dapat memberikan informasi tentang
kerapatan akasia, sebaran akasia, produktifitas kayu akasia, jenis dan biomasa
herba, pola makan dan jenis herbivor. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan sistem penginderaan jauh (Citra sateliO dan ground check
untuk mendapatkan data riil ekologi savana $enis, kerapatan, produktifitas,
biomasa baik untuk akasia maupun herba). | en_US |