Show simple item record

dc.contributor.authorSugeng Raharto
dc.contributor.authorYuli Hariyati
dc.contributor.authorBambang Marhaenanto
dc.date.accessioned2016-05-09T07:44:17Z
dc.date.available2016-05-09T07:44:17Z
dc.date.issued2016-05-09
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73742
dc.descriptionLembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember Telepon 0331 337818en_US
dc.description.abstractSektor pertanian terutama sub sektor perkebunan dituntut untuk berperan dalam perekonomian nasional antara lain melalui Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan devisa, penyediaan pangan. Komoditas kakao banyak menyerap tenaga kerja sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi petani, memberikan kontribusi devisa yang positif, dan mendorong tumbuhnya agribisnis serta agroindustri di daerah. Kualitas kakao yang diekspor umumnya belum bagus, karena sekitar 90% kakao Indonesia yang di ekspor tidak difermentasi Penelitian berjudul Peningkatan Nilai Tambah Agribisnis Kakao melalui Penguatan Kelembagaan dan Pengolahan Sektor Hulu dirancang untuk mendorong petani melakukan kegiatan fermentasi kakao serta mengolah produk ikutannya yaitu kulit buahnya. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah ditemukannya strategi peningkatan nilai tambah agroindustri kakao melalui pemantapan kelembagaan dan usaha fermentasi kakao. Tujuan ini dicapai melalui tiga tahapan (tahun) diantaranya : (1) merumuskan model penguatan kelembagaan dan strategi pengembangan kakao fermented, (2) Difusi teknologi pengolahan pangan berbasis kakao, dan (3) Penciptaan jejaring yang mampu meningkatkan nilai tambah agribisnis kakao. Unit penelitian adalah rumah tangga petani yang mengusahakan kakao. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode diskriptif, action dan komparatif. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Blitar Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Jembrana di Propinsi Bali. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi adalah bahwa dua daerah tersebut potensial penghasil kakao rakyat di Indonesia khususnya Jawa dan Bali. Metode penarikan contoh menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel di masing-masing daerah sebanyak 45 petani. Metode analisis data diantaranya analisis Medan kekuatan atau Force Field Analysis (FFA), analisis Analisis Fishbone atau Tulang Ikan, untuk menganalisis akar masalah kurang keengganan petani melakukan fermentasi kakao. Pengumpulan data selain dilakukan melalui pengumpulan data primer juga dilakukan Focus Discussion Group (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani kakao di Kabupaten Blitar menjual hasil biji kakao ke Koperasi yang dikelola Gabungan Kelompok Tani harga lebih tinggi disbanding tengkulak. Petani di Kabupaten Jembrana menjual hasil biji kakao ke Subak Abian dan Koperasi Kerta Samania. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong petani melakukan fermentasi kakao dan memanfaatkan produk ikutan kakao agar dapat meingkatkan pendapoatan keluarga petani. Manfaat lebih luas agar kakao ekspor Indonesia memiliki kualitas yang lebih baik, sehingga tidak ada lagi potongan harga (automatic detention) di pasar dunia.en_US
dc.description.sponsorshipHibah STRANAS - 2015en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFAPERTA - 2015en_US
dc.relation.ispartofseriesHibah STRANAS;2015
dc.subjectpetani kakaoen_US
dc.subjectfermentasien_US
dc.subjectkelembagaan petanien_US
dc.subjectnilai tambahen_US
dc.titlePENINGKATAN NILAI TAMBAH AGRIBISNIS KAKAO MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN PENGOLAHAN SEKTOR HULUen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record