Uji Potensi Protein Imunogenik 31 kD dan 56 kD dari Kelenjar Saliva Aedes aegypti sebagai Kandidat Target Baru Vaksin Penghambat Transmisi berbasis Vektor
Abstract
Dengue fever, dikenal di Indonesia sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan permasalahan yang sangat serius dengan angka mortalitas tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang transmisinya ke manusia diperantarai vektor nyamuk Ae. aegypti. Saliva vektor artropoda, lebih khusus lagi nyamuk, telah terbukti mengandung komponen penting yang berfungsi sebagai vasomodulator dan immunomodulator. Faktor immunomodulator yang bersifat imunogenik dapat meningkatkan transmisi patogen oleh vektor yang berarti bersifat immunosupresif terhadap inang. Komponen immunosupresif yang berada di saliva vektor artropoda inilah yang merupakan komponen penting bagi basis dalam pengembangan vaksin melawan patogen yang ditransmisikan. Jika substansi dalam saliva vektor mampu meningkatkan infeksi patogen yang dibawanya, maka melakukan vaksinasi terhadap inang dengan komponen lawan substansi tersebut, dapat mengendalikan transmisi patogen(Transmission-Blocking Vaccine, TBV).Vaksin berbasis saliva vektor ini merupakan pendekatan baru yang tidak hanya akan melindungi inang (manusia) terhadap patogen yang dibawa vektor tersebut, lebih jauh lagi akan mampu memotong transmisinya. Sampai saat ini eksplorasi terhadap saliva vektor penyakit di Indonesia khususnya 2 penyakit penting yaitu Malaria dan DBD, belum dilakukan.Kelompok riset kami merupakan satu satunya kelompok riset di Indonesia yang berusaha untuk eksplorasi potensi saliva vektor dalam hal aktivitas dan komposisi biomolekulernya untuk dikembangkan sebagai kandidat target potensial dalam pengembangan TBV. Hasil penelitian terdahulu dari kelompok penelitian kami telah berhasil mengidentifikasi fraksi protein kelenjar saliva Ae. aegyptiyang bersifat imunogenik dan diduga berperan penting dalam resistensi manusia terhadap patogen penyebab DBD yaitu protein dengan berat molekul 31 kDa dan 56 kDa. Analisis lebih lanjut dengan Spektrofotometri Massa (LC-MS, analisis hasil dengan software Protein Pilot), menunjukkan bahwa terdapat 5 sub-unit protein dan 3 sub unit protein yang konsisten menyusun 31
KD dan 56 KD. Hasil analisis dengan sekuen database protein (UNIPROT), secara umum kebanyakan subunit tersebut belum teridentifikasi, sebagian sub unit mirip dengan protein sekresi 37 KD dan Apirase dari kelenjar saliva Ae.. Untuk lebih menspesifikkan target pengembangan vaksin, maka perlu dilakukan karakterisasi lebih lanjut terhadap sub unit spesifik beserta aktivitasnya terkait patogenesis Dengue.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji potensi terhadap kedua fraksi protein tersebut berkaitan dengan kemampuannya untuk intervensi infeksi dan/atau patogenesis Dengue secara in vitro. Oleh karena itu akan dilakukan isolasi dan pemurnian terhadap fraksi protein tersebut dari kelenjar saliva Ae. Aegypti yang direaring pada skala Laboratorium. Kedua fraksi protein tersebut kemudian akan diuji potensinya berkaitan dengan patogenetsis Dengue in vitro. Uji potensi ini juga berkaitan dengan kemampuannya sebagai imunomodulator dalam membangkitkan respon imun seluler dengan pengamatan secara kuantitatif terhadap sitokin-sitokin berikut IFN-γ & IL-4 pada kultur sel. Fraksi protein yang “imunogenik aktif tentatif” yang kemudian dapat dikarakterisasi lebih lanjut dan disebut berpotensi sebagai kandidat target TBV Dengue.